Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula Dan Bio Nature pada Hasil Perbanyakan Kultur Jaringan Kentang (solanum tuberosum L) Saat Aklimatisasi
Abstract
Penyelamatan sumber daya alam dengan menerapkan prinsip ramah Jingkungan pada budi daya pertanian sangat dianjurkan. Diantaranya adalah menggunakan bakteri dan cendawan sebagai pupuk biologi untuk meningkatkan serapan hara tanaman dari dalam tanah. Cendawan mikoriza arbuskula merupakan alternatif ahli Iingkungan dan ahli pertanian dalam membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman terutama yang ditanam pada lahan-Iahan yang kurang subur. Bio Nature merupakan pupuk organik yang berfungsi meningkatkan keanekaragaman mikroba dalam mempercepat pelepasan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Kentang adalah salah satu sumber makanan pokok manusia di dunia dan mempunyai nilai strategis dalam agenda pertanian nasional mendatang, sebagai salah satu komoditi ekspor. Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Bio Nature pada hasil perbanyakan kultur jaringan kentang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap pertumbuhan vegetatif dan produksi umbi mini. Raneangan pereobaan perlakuan faktorial 2x2x4 dengan rancangan Iingkungan adalah aeak lengkap. Cendawan mikoriza arbuskula (CMA) yaitu tanpa CMA sebagai kontrol (Mo) dan pemberian CMA (M1). Pad a media polibag dilapang di berikan perlakuan Bio Nature yaitu tanpa Bio Nature (Bo) dan pemberian Bio Nature (B1). Penelitian ini menggunakan empat kultivar kentang yaitu V1 (AD 5), V2 (AD 58), V3 (Atlantik ) dan V 4 ( Granola). Pengamatan meliputi tinggi tajuk, jumlah buku daun, bobot umbi, jumlah umbi, dan jumlah nematoda serta jumlah spora. Hasil sidik ragam faktor tunggal berpengaruh nyata pada kultivar. Kultivar atlantik adalah kultivar terbaik nilai rata-ratanya pada peubah tinggi tajuk, bobot umbi dan jumlah umbi dibandingkan kultivar AD 5, AD 58 dan Granola. Penggunaan CMA dan Bio Nature dalam produksi Umbi Mini kentang asal stek mikro memberikan pengaruh nyata pada interaksi ordo dua dan ordo tiga. Interaksi ordo tiga yaitu pemberian CMA tanpa Bio Nature pada kultivar atlantik akan meningkatkan jumlah umbi sebesar 280 % dan bobot umbi 420 % dibandingkan dengan kontrol pada kultivar atlantik. Padapemberian Bio Nature tanpa CMA pada kultivar atlantik akanmeningkatkanjumlah umbi sebesar 170 % dan bobot umbi 320 % dibandingkan dengan kontrol pada kultivar atlantik. Pad a pemberian Bio Nature dengan CMA pada kultivar atiantik akan meningkatkan jumlah umbi sebesar 130 % dan bobot umbi 160 dibandingkan dengan kontrol pada kultivar atlantik. Pada ordo dua, pemberian CMA pada kultivar atlantik merupakan interaksi terbaik antara CMA dan kultivar dibandingkan interaksi lain pada peubah tinggi tajuk. Pengaruh pemberian CMA akan meningkatkan spora 174 % dan menurunkan nematoda 22 % dibandingkan kontrol (MoBo). Pemberian Bio Nature tanpa CMA akan meningkatkan spora sebanyak 164 % dan menurunkan nematoda 69 % dibandingkan kontrol (MoBo). Demikian pula penggunaan kombinasi Bio Nature dan CMA akan meningkatkan jumlah spora 193 % dan menurunkan nematoda 58 % dibandingkan kontrol (MoBo). Penggunakan kultivar Atlantik dikombinasikan dengan CMA (Glomus manihotis) akan mendapatkan produksi vegetatif dan generatif yang lebih tinggi. Pemberian CMA pada tanaman perlu diperhatikan kepadatan spora, penyebaran spora pada inokulum dan penempatan inokulum untuk meningkatkan akar yang terinfeksi. Penggunaan tanah organik yang diberikan Bio Nature sebaiknya minimal 40 hari setelah pemberian.