Evaluasi Heritabilitas Jumlah Polong Pada Generasi F3 Dan F4 Zuriat Persilangan Kacang Tanah (arachis hypogaea l.) Galur GH 532 dengan Varietas Gajah
Abstract
Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik populasi generasi F3 dan F4 untuk peubah jumlah polong, mengevaluasi dan menduga nilai heritabilitas melalui tiga metode pendugaan heritabilitas untuk peubah jumlah polong, serta menganalisis korelasi antara karakter tinggi tanaman dan jumlah cabang dengan jumlah polong. Penelitian dilakukan pada tanaman kacang tanah generasi F3 dan F4. Generasi F3 ditanam pada bulan Oktober 1998 - Februari 1999 sedangkan generasi F4 ditanam pada bulan Februari 1999 - Juni 1999. Penanaman dilaksanakan di kebun percobaan IPB Sindangbarang. Analisis data untuk mengetahui karakteristik populasi dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata, ragam, kemenjuluran dan tinggi kurva. Pendugaan nilai heritabilitas menggunakan metode regresi tetua dan keturunannya, metode unit baku, dan heritabilitas nyata 10%. Dianalisis pula kemajuan seleksi pada intensitas seleksi 1 % dan 5%. Di samping itu dilakukan pula analisis korelasi antara peubah tinggi tanaman dan jumlah cabang dengan jumlah polong pada generasi F4. Selanjutnya dilakukan uji khi kuadrat untuk mengetahui sebaran data dan peluang pewarisan sifat jumlah polong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi sebaran data yang tidak normal untuk peubah jumlah polong. Hal ini diketahui dari nilai kemenjuluran dan tinggi kurvanya. Adanya kemenjuluran menunjukkan adanya pengaruh segregasi, rekombinasi, dan dominansi dari tetua asal persilangannya. Dengan semakin besarnya keragaman dapat diketahui bahwa jumlah polong dipengaruhi oleh banyak gen. Pergeseran nilai rata-rata menunjukkan adanya pengaruh genetik dan lingkungan. Hal tersebut menunjukkan terdapat interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Hasil uji khi kuadrat menunjukkan bahwa sebaran data jumlah polong tidak normal pada generasi awal. Meskipun demikian teIjadinya penurunan nilai uji khi kuadrat hitung dari generasi F3 ke generasi F4 mengindikasikan bahwa data jumlah polong akan mendekati sebaran normal pada generasi selanjutnya. Heritabilitas jumlah polong berdasarkan tiga metode pendugaan adalah tinggi. Beragamnya hasil pendugaan disebabkan adanya bias dari penggunaan metode tersebut yang disebabkan oleh adanya pengaruh dominansi, segregasi, rekombinasi, epistasi, lingkungan, dan interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Metode unit baku paling baik digunakan karena tidak dipengaruhi oleh skala keragaman. Kemajuan seleksi harus dilakukan secara cermat dan hati-hati karena dipengaruhi oleh heritabilitas. Semakin ketat intensitas seleksi semakin besar bias yang teIjadi. Keeratan hubungan antara tinggi tanaman dan jumlah cabang dengan jumlah polong dapat diabaikan. Hal ini disebabkan keeratan hubungannya kecil. Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang keeratan hubungan jumlah polong dengan komponen produksi serta pemisahan antara jumlah polong isi dengan jumlah polong hampa.