Reduksi Kadar Merkuri Pada Kerang Hijau (Mytillus viridis) Di Cilincing Jak Serta Pemanfaatannya Dalam Produk Kerupukarta Melalui Metode Asam
Abstract
Masalah logam berat semakin banyak mendapat perhatian masyarakat. Namun yang selalu menjadi topik pembicaraan masyarakat adalah merkuri (Hg), hal ini mungkin disebabkan oleh rasa ketakutan masyarakat terhadap keganasan sifat racun merkuri, seperti yang pemah teIjadi di Teluk Minamata. Keracunan logam berat merkuri diawali pada tahun 1953 di Teluk Minamata, Jepang yang mengakibatkan banyak mahluk hidup air mati bahkan korban manusia dan bayi yang lahir cacat mental. Sedangkan di Indonesia pencemaran merkuri mulai terlihat pada tahun 1993 di perairan Kenjeran, Pantai Timur Surabaya, kandungan merkuri pada lumpur sebesar 0,60 ppm dan pada tahun 1996 darah dari sampel warga Kenjeran mengandung merkuri 2,48 ppb. Kandungan merkuri pada Waduk Saguling, Bandung mencapai 0,06 mg/L melebihi dari batas normal 0,002 mg/L. Selain itu, pada tahun 2004 daerah aliran sungai (DAS) Kapuas Kalimantan Barat di Nanga Sepauk mengandung 32,20 ppm merkuri.