Pengujian Beberapa Taraf Tinggi Lanjaran Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Dioscorea Esculenta (Lour.) Burk. (Combilium)
Abstract
terhadap pertumbuhan dan produktivitas Dioscorea esculenta (Lour.) Burk. (Combilium) yang dilaksanakan di Kebun Percobaan Babakan IPB Sawah Baru pada bulan Desember 2004 - Juli 2005. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor, yaitu tinggi lanjaran yang terdiri dari empat taraf perlakuan (tanpa lanjaran sebagai kontrol, 50 cm, 100 cm, dan 150 cm) dengan 3 ulangan. Pengaruh dari seluruh perlakuan dilihat dengan menggunakan uji-F dengan menggunakan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kesalahan 5% dan 1%. Keeratan hubungan atau korelasi linier antara peubah vegetatif dengan peubah produksi dianalisis dengan menggunakan uji korelasi. Penanaman bibit dilakukan dalam lubang dengan jarak tanam 100 cm x 50 cm. Pupuk yang diberikan terdiri dari pupuk kandang dan pupuk anorganik. Pupuk kandang diberikan pada saat penanaman, sedangkan pemberian pupuk anorganik dilakukan 10 minggu setelah tanam (MST) dengan cara disebar di sekeliling tanaman sedalam 5 cm. Pemasangan lanjaran dilakukan ketika tanaman berumur 7 MST. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemasangan lanjaran berpengaruh nyata untuk semua peubah vegetatif mulai 10 MST atau dua minggu setelah perlakuan. Nilai tertinggi untuk semua peubah vegetatif dihasilkan oleh tinggi lanjaran 150 cm. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman cenderung meningkat pada 8-16 MST untuk semua perlakuan. Nilai bobot umbi basah dan kering per tanaman tertinggi dihasilkan oleh lanjaran 150 cm, sedangkan terendah dihasilkan oleh kontrol (tanpa lanjaran). Korelasi antara peubah vegetatif dengan peubah panen menunjukkan nilai positif dan berbeda nyata. Kesimpulan dari percobaan ini adalah secara keseluruhan pertumbuhan vegetatif tanaman dipengaruhi secara nyata oleh tinggi lanjaran, dan lanjaran 150 cm menghasilkan pertumbuhan vegetatif yang terbaik dibanding taraf perlakuan lain. Lanjaran 150 cm dapat meningkatkan produksi umbi segar 70% dan bobot umbi kering 96% dari hasil kontrol per tanaman. Nilai-nilai yang besar dari peubah vegetatif cenderung untuk terjadi bersama-sama dengan nilai-nilai yang besar dari peubah produksi