Uji Viabilitas Benld Avicennia Marina (Forssk.) Vierh. Pada Berbagai Kondisi Media Simpan Dan Lama Penyimpanan
Abstract
Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk menjamin persediaan benih yang bermutu dalam suatu program penanaman. Waktu penyimpanan seringkali dibatasi oleh fal..1:or teknis dan fisiologis penyimpanan. Untuk mempertahankan viabilitas' benih dalam waktu lama diperlukan keadaan Jingkungan optimal yang sesuai. Akan tetapi. ada jenis yang hanya bertahan beberapa saat meskipun dalam kondisi penyimpanan terbaik, tennasuk diantaranya adalahjenis Avicennia marina. Jenis A. marina merupakan jenis pioneer da!am pembentukan hutan mangrove, sehingga sering digunakan untuk penanaman kembali hutan mangrove da1am upaya rehabilitasinya. Selain itu, jenis A. marina mempunyai nilai eko!ogi dan sosia! ekonomi yang penting. Namun. benih ini termasuk benih yang bersifat rekalsitran, yaitu benih yang memiliki daya simpan rendah dan cepat kehilangan viabilitasnya pada berbagai kondisi penyimpanan. Benih ini juga tetap mempertahankan kadar airnya yang tinggi sampai masak (sering > 30 - 50 %) dan peka terhadap pengeringan di bawah 12 - 30 %. Meskipun benih A. marina cepat menurun viabilitasnya pada berbagai kondisi penyimpanan, tapi telmik penyimpanan yang tepat sangat diper!ukan pada saat distribusi benih ke daerah yang membutuhkan agar viabilitasnya tidak terlalu cepat m~nwun. Oleh karena itu, tehnik penyimpanan benih A. marina perlu diketahui. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Hutan dan Rumah Kaca Fakultas Kehutanan IPB, dengan menggunakan sampel benih A. marina yang diambil dari Taman Suaka Muara Angke Jakarta. Dari hasil penelitian. diperoleh bahwa viabilitas benih A. marina hanya sampai tiga minggu penyimpanan, baik benih yang disimpan dalam media serbuk gergaji maupun media sabut kelapa. Nilai daya kecambahnya (DB) masing adalah 51 % dan 11 %. Lebih dari tiga minggu penyimpanan benih A. marina tidak ada yang tumbuh setelah dikecambahkan (DB-nya 0 %). Keadaan ini menunjukkan bahwa benih A. marina sangat peka terhadap lama penyimpanan atau DB-nya turun secara drastis. Disamping faktor kadar air, turunnya DB benih disebabkan karena benih terus melakukan respirasi selama penyimpanan. Dalam respirasi ini benih memanfaatkan energi yang ada dalam poros embrio yang hanya cukup untuk memulai perkecambahan. Karena kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan, daJam arti benih tidak memperoleh air yang diperlukan untuk perombakan zat makanan cadangan. maka benih akan kehilangan energinya untuk berkecambah (BTP, 1990).
Collections
- UT - Forest Management [3068]