Pengaruh Perlakuan Pendahuluan Terhadap Keutuhan Biji dan Rendamen Minyak Kemiri (Aleurites moluccana Wild)
Abstract
Penelitian ini dilatarbeJakangi oleh adanya peningkatan permintaan terhadap komoditas kemiri seiring dengan pertambahan penduduk Kebutuhan tersebut diperkirakan dapat dipenuhi dengan penggunaan cara pengupasan dengan banman mekanis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengelahui dan melihat perbedaan sifat fisik (diameter, keteba1an kulit dan kekuatan tekan tempurung) dan pengaruh perlalruan prakondisi (perebusan dan pengovenan dengan kombinasi perendaman dan pemrisan) lerhadap keuluhan biji dan rendemen minyak kemiri yang dihasilkan. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa sifat fisik kemiri memberi pengaruh terhadap keutuhan biji kemiri setelah pengupasan. Berdasarkan sebaran normal, standar deviasi dan persentase (%) di alas rata-rata dati hasil perhitungan diameter tersebut diketahlli bahwa kemiri yang berbentuk jantan dengan diameter lebih besar dari 27,43 mm dikategorikan sebagai kemiri jantan dengan diameter yang berukllran besar, apabila lebih keeil maka di1categorikan sebagai diameter yang berukuran ked!. Demikian juga halnya dengan kemiri berbentuk betina dengan diameter lebih besar dari 28,87mm dikategorikan sebagai kemiri betina dengan diameter yang berukuran besar, apabila lebih keeil maka dikategorikan sebagai diameter yang berukuran kecil. Perbedaan ukuran memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kekuatan tekan tempurung, biji kemiri yang berukuran besar lebih mudah dipecah dibandingkan biji kemiri yang berukuran keeil. Hal iui ditunjukkan dengan rata· rata kekualan yang diperlukan untuk memecah biji kemiri lebih sedikit, yaitu sebew 8,12 kgfllntuk kemiri berukuran besar dan 8,45 kgf untuk kemiri yang berukuran keei!. Rata-rata kekuatan tekan tempurung biji kemiri berbentuk betina hew, betina keeil, jantan besar dan jantan keeH masingmasing 8,03 kgf, 8,40 kgf, '8,20 kgf dan 8,50 kgf Rata-rata ketebalan kulit biji berbentuk jantan dan belina masing-masing 0,29 mm dan O,3lmm. Uerdasarkan penelitian pendahuluan maka kemiri yang digunakan pada peneHtian lltama adalah bentuk kemiri betina dengan ukuran hew karena seisin memiliki diameter yang besar, kckuatan lekan lempurung yang keeil dan juga merupakan populasi (%) terbanyak. Perlalruan perebusan dan perendarnan memberikan pengaruh terhadap keutuhan biji kemiri. Rata-rata keutuhan terbesar 47010 p~a perlairuan perebusan dengan lama perebusan dan perendaman 4 jam, 30 menit dan rata-rata keutuhan terkeeil 17,5% pada lama perebusan dan perendaman 1 jam, 10 meni\. Perendaman selama 10 menit memberikan pengaruh terhadap keutuhan biji kemiri dengan lama perendaman 30 menit, sedangkan yang lainnya tidak, juga diketahui bahwa peningkatan keutuhan pada biji kemiri dengan perebusan selama 1 jam mernberikan pengaruh terhadap keutuhan biji kerniri dengan lama perebusan 4 jam. sedangkan yang lainnya tidak. Bila diperbaridingkan antara nilai ratarata keutuhan biji dari perlakuan lama perendaman 10 dan 30 menit dengan nilai 28,22 % dan 36,74 %, dan nilai rata-rata keutuhan biji dari perlakuan perebusan selama I dan 4 jam dengan nilai 28,70 % dan 37,33 %, maka diperoleh hasil perbandingan berupa selisih rata-rata keutuban biji kemiri ~Iah proses pengupasan pada perlakuan perendarnan selama 30 menit menghasilkan niw keututlan tertinggi, dernikian halnya dengan perebusan selama 4 jam Dari nilai rata-rata kedua tarafperIakuan tersebut merupakan taraf perlakuan terbaik dalam rnernperoleh keutuhan biji kemiri setelah proses penb'llpasan. 'Perlakuan pengovenan berpengaruh sangat nyata terhadap keutuhan biji kemiri. Rata-rata terbesar 32,50% dengan suhu dan lama pengovenan 90 °c selama 3 jam dan rata-rata terkecil 10,50010 dengan suhu dan lama pengovenan 90°C, selama 1 jam. Keutuhan biji yang timbul pada pegovenan dengan berbagai tingkatan lama pengovenan seluruhnya memberikan pengaruh terhadap keutuhan biji kemiri Bila diperbandingkan antara nilai rata-rata keutuhan biji yang dihasilkan dengan lama pengovenan I, 2 dan 4 jam dengan nilai 22,63 %, 29,49 % dan 33,39 %, temyata perlakuan selama 4 jam pengovenan menghasilkan nilai rata-rata keutuhan tertinggi setelah proses pemecaban. Dari hasil ini maka dapat diketahui bahwa lama pengovenan selama 4 jam merupakan perlakuan terbaik dalarn mempero)ch keutuhan biji kerniri. Rendemen minyak yang diperoleh dari persentase nilai rata-rata keutuhan tertinggi dan terendah pada kedua perlakuan perebusan dan pengovenan mengandung kadar minyak. yang tinggj berki~ar antara 67,62% - 68,89% pada perlakuan perebusan dan 70,01% - 70,91% pada perJakuan pengovenan dan rendemen minyaJr '<emiri tanpa perlakuan relatif sarna, yaitu sebesar 68,95 %. Persentase rata-rata keutuhan biji terbesar pada kedua perlakuan tersebut juga menghasHkan rendemen yang optimal (persentase rata-rata keutuhan terbesar pada perlakuan perebusan sebesar 47% dapat menghasilkan rendemen ekstraksi minyak tertinggi sebesar 68,89% dan pads. perIakuan pengovcnan dengan tingkat keutuhan sebesar 32% menghasilkan kadar rendemen minyak yang optimal sebesar 72,91%).
Collections
- UT - Forest Products [2184]