Studi Ekosistem Api Pada Tegakan Pinus Merkusii Jungh. Et De Vriese Di Aek Nauli, Sumatera Utara
Abstract
Kebakaran hulan merupakan salah satu agen penyebab terjadinya suksesi pada suatu masyarakat hutan. Suksesi yang terjadi karena kebakaran bUlan adalah suksesi sekunder yang akan mengubah komposisi tumbuhan dalam suatu masyarakat hutan. Untuk itu tiap individu dalam komunitas vegetasi dalam hutan mengembangkan mekanisme adaptasinya dalam menghadapi kebakaran hutan sebagai salah satu factor dalam seleksi alam. Sebagian besar adaptasi yang dikembangkan oleh masyarakat tumbuhan sebagai komponen utama dalam ekosistem hUlan tersebut berupa stimulasi proses reproduksi yang dipicu oleh adanya panas dari api selain adaptasi-adaptasi lainnya. Tegakan Pinus merkusii Jungh. et de Vriese yang menyebar secara alami di Pulau Sumatera, yaitu di Aceh, Tapanuli. dan Kerinci, menempati areal seluas kurang lebih 130.000 Ha berupa areal padang savanna di bagian utara Pulau Sumatera, selalu mengalami kebakaran (Mirov, 1967 da/am Siregar, 2000). Jenis Pinus merkusii Jungh. et de Vriese telah rnengembangkan karakter adaptasinya terhadap api sehingga mampu menjadi jenis yang mendominasi di daerah penyebaran aJaminya di Pulau Sumatera. Tujuan umum dari penelitian ini' adahlh untuk mempelajari peranan api dalam pembentukan ekosistem tegakan Pinus merkusii Jungh. et de Vriese di Aek Nauli, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di wilayah Resort Polisi Hutan Aek Nauli, Ranting Dinas Kehutanan Sibatuloting Aek Nauli, Cabang Dinas Kehutanan XII Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan dari bulan Oktober hingga bulan November 2002. Pengamatan di lapangan dilakukan dengan analisis vegetasi untuk mengetahui komposisi jenis tumbuhan bawah dan pennudaan jenis-jenis komersil yang terdapat di bawah tegakan Pinus merkusii Jungh. et de Vriese yang terbakar dan yang tidak terbakar dengan membuat petak pengamatan berukuran (5 x 5) m2 sebanyak 20 petak untuk masing-masing kondisi tegakan dengan jarak antar petak 20 m. Untuk data-data iklim dan kebakaran hutan di Aek Nauli dilakukan dengan cara penelusuran data pada instansi-instansi yang terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebakaran hutan di Aek Nauli, Sumatera Utara selalu terjadi tiap tahunnya. Dari data kebakaran hutan untuk periode 5 tahun yaitu dari tahun 1997 - 200 I diketahui bahwa kebakaran hutan paling besar terjadi pada tahun 1998 yaitu seluas 170 Ha sementara yang paling rendah terjadi pada tahun 200 I dengan luas 55 Ha yaitu seluas 55 Ha, rata-rata luas areal hutan yang terbakar tiap tahunnya adalah seluas 113 Ha. Analisis korelasi antara faktor iklim dengan kebakaran hutan di Aek Nauli, Sumatera Utara menunjukkan bahwa masing-masing faktor iklim yaitu curah hujan dan suhu udara memiliki hubungan yang erat dengan kebakaran hutan yang terjadi di wilayah tersebut. Masing-masing faktor curah hujan dan suhu udara memiliki. keeratan hubungan yang relatif sarna terhadap kebakaran hutan yang terjadi di Aek Nauli, Sumatera Utara. HasH analisis vegetasi bawah pada tegakan Pinus merkusii Jungb. et de Vriese yang terbakar dan yang tidak terbakar menunjukkan bahwa pada tegakan yang terbakar ditemuka,n . 29 jenis tumbuhan yang terd. iri dari 12 jenis pennudaan pohon dan 17 jenis tumbuhan bawah, sedangkan pada tegakan yang tidak. terbakar ditemukan 40 jenis tumbuhan yang terdiri dan 18 jenis pennudaan pobon dan 22 jenis tumbuhan bawah. Pennudaan jenis Pinus merkusii Jungh. et de Vriese pada areal yang terbakar memiliki nilai kerapatan sebesar 180 individulHa dengan indeks nilai penting (INP) sebesar 6,30 % lebih besar dibandingkan pada areal yang tidak terbakar yang memiliki nilai kerapatan sebesar 40 individulHa dengan INP sebesar 1,34%. Untuk membandingkan kedua komunitas yang dibandingkan maka dilakukan penghitungan beberapa parameter komunitas antara lain : Indeks Dominansi, Indeks Keragaman Jenis, dan Indeks Kesamaan. lndeks Dominansi untuk komunitas twnbuhan bawah pada tegakan Pinus merkusii Jungh. et de Vriese yang terbakar adalah sehesar 0,1872 sedangkan untuk tegakan yang tidak terbakar adalah sebesar 0,0523. Indeks Keragaman Jenis untuk komunitas twnbuhan bawah pada tegakan yang terbakar adalah sebesar 1,0905 sedangkan untuk tegakan yang tidak terbakar adalah sebesar 1,4341. lndeks Kesamaan untuk membandingkan komposisi kedua komunitas tumbuhan menunjukkan nilai sebesar 20,77 % yang berarti telah terjadi pergantian jenis-jenis tumbuhan maupun pennudaan pohon akibat kebakaran yang terjadi. Kebakaran hutan di Aek Nauli, Sumatera Utara terjadi tiap tahun dan juga memiliki waktu-waktu tertentu terjadinya kebakaran atau musim kebakaran yaitu pada bulan April - Agustus. Pinus merkusii Jungh. et de Vriese sebagai jenis yang mendominasi telah mengembangkan adaptasinya terhadap api, yaitu antara lain: memiliki kulit kayu yang tebal dan waktu pecahnya kerneut biji pada bulan Juni - Agustus yaitu pada masa musim kemarau atau musim kebakaran di Aek Nauli, Sumatera Utara. Disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai "fire adaptive traits" dari jenis-jenis vegetasi yang mampu beradaptasi dengan api.
Collections
- UT - Forest Management [3062]