Analisis faktor - faktor teknis unit perikanan jaring insang di Muara Binuangeun Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak
Abstract
Muara Binuangeun merupakan salah satu pusat kegiatan perikanan tangkap di perairan Selatan Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, tennasuk wilayah perairan yang memiliki peluang pemanfaatan sumberdaya ikan cukup tinggi. Kegiatan perikanan tangkap di Muara Binuangeun saat ini dilakukan dengan berbagai jenis unit penangkapan, seperti purse seine, jaring insang, pancing, rampus, jaring dogol, jaring kantong, rawai, bagan tancap, dan bagan apung. Jaring insang merupakan alat tangkap dominan yaitu sekitar 21,33 % dari alat tangkap yang ada di Muara Binuangeun. Produksi jaring insang mell1berikan kontribusi sebesar 31,68 % terhadap total produksi di Muara Binuangeun. Hal ini yang mendasari penulis untuk meneliti faktor-faktor teknis produksi pada unit perikanan jaring insang. Jaring insang lebih dikenal oleh nelayan Muara Binuangeun dengan sebutan jaring nilon. Hal ini disebabkan bahan jaring yang digunakan terbuat dari nilon ll1ultifilall1en. Jaring nilon terdiri dari komponen badan jaring, pelampllng, pemberat, tali ris atas dan selambar. Jaring nilon tidak memiliki tali ris bawah, sehingga pemberat diletakkan di bawah badan jaring dengan diikat pada seutas tali yang terbuat dari plastik. Ukuran benang yang dipakai llntllk badan jaring adalah 21 OD/15 - 2l0D/2l dengan ukuran mata jaring 5,0 - 5,5 inci. Jumlah jaring per kapal yang digunakan bervariasi antara 24 - 40 piece.