Analisis Perilaku Komplain Konsumen Online Shopping
View/ Open
Date
2019Author
Aisyiyah, Nasyiatul
Hartoyo
Krisnatuti, Diah
Metadata
Show full item recordAbstract
Perkembangan bisnis online meningkat pesat setiap tahun, hal ini terbukti
peningkatan pendapatan e-commerce tahun 2018 diperkirakan mencapai 144
triliun. Peningkatan tersebut terjadi disebabkan oleh penetrasi penggunaan internet
di Indonesia yang tercacat hingga 54.68%. Internet dimanfaatkan konsumen tidak
hanya untuk berkomunikasi namun juga untuk berbisnis. Konsumen Indonesia
sebesar 32.19% telah beralih pada toko online yang lebih efisien dan mudah. Dari
fenomena tersebut, bisnis online juga memiliki kelemahan yaitu permasalahan
dalam berbelanja online seperti delivery time, konfirmasi pembayaran, kesalahan
pengiriman, produk cacat, dan produk tidak sesuai tampilan.
Tujuan dari penelitian adalah (1) mengidentifikasi permasalahan
ketidakpuasan konsumendalam melakukan transaksi online, (2) menganalisis
perilaku komplain konsumendalam menghadapi ketidakpuasan, (3) menganalisis
pengaruh faktor perceived product quality, perceived service quality, perceived
value, personality terhadap perilaku komplain, (4) merumuskan implikasi
manajerial. Penelitian menggunakan metode cross sectional dengan self
administered survey kuesioner online. Populasi terdiri dari mahasiswa sarjana
Sekolah Bisnis IPB, metode pengambilan contoh menggunakan purposive dengan
kriteria pernah mengalami ketidakpuasan dalam belanja online dalam 12 bulan
terakhir. Jumlah contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah 161 responden.
Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan SEM (Structural Equation
Modelling) dengan software SmartPLS.
Hasil penelitian, diperoleh data bahwa mayoritas responden adalah
perempuan, berusia 17-22 tahun. Ketidakpuasan konsumen disebabkan oleh produk
cacat, waktu pengiriman, dan kesalahan pengiriman produk yang terjadi pada
periode 1 bulan terakhir. Ketidakpuasan berdasarkan kategori produk tertinggi
dihasilkan pada jenis fashion dan kosmetik. Jenis toko online tertinggi yang
menyebabkan ketidakpuasan antara lain toko online C2C (Shopee) dan media sosial
(Instragram). Konsumen belanja online merespon ketidakpuasan yang dialami
dengan melakukan komplain (passive, voicer dan iratest), dan sebagian kecil pada
tipe activist. Berdasarkan analisis crosstab konsumen dengan jenis kelamin
perempuan, harga produk tinggi dan uang saku yang lebih besar mengakibatkan
komplain secara voicer dan iratest atau dengan menyampaikan langsung kepada
penjual maupun kepada keluarga/teman melalui media sosial.
Berdasarkan evaluasi hipotesis, penelitian ini menghasilkan bahwa perceived
quality (service dan product) dan personality positif signifikan terhadap komplain.
Variabel perceived service quality memiliki pengaruh tertinggi terhadap komplain
dengan indikator yang berkontribusi terbesar adalah kompetensi penjual dan
layanan informasi ketersediaan barang. Variabel perceived product quality,
responden menyatakan bahwa kualitas pengerjaan (workmanship) produk kurang
memuaskan, selain itu, kualitas tampilan produk pada situs online masih rendah. Di
tinjau dari personality, responden dengan kepribadian openness to experience yang
memiliki ciri berkeinginan tinggi untuk mencoba hal baru menjadi karekteristik
dominan dalam komplain.
Implikasi manajerial untuk meningkatkan kepuasan konsumen serta kinerja
toko online, perusahaan perlu meningkatkan kualitas produk (workmanship dan
kualitas produk). Oleh karena itu penjual maupun perusahaan e-commerce perlu
adanya mock up website dengan tampilan yang dapat diperbesar pada area foto,
dapat dilihat dari berbagai sudut (3D) dan pilihan warna yang tersedia, terlihat
tekstur, sehingga konsumen dapat secara realistis menggambarkan produk. Selain
itu, penjual perlu menerapkan quality control dari produk yang dijual sebelum
dikirimkan kepada konsumen. Perceived service dapat ditingkatkan dengan
penyediaan detail informasi ketersediaan produk dan kompetensi penjual.
Kemudian, penjual dapat menerapkan service excellent (karyawan/penjual lebih
helpful dan memiliki product knowledge, mudah dalam menemukan informasi
produk) serta penerapan customer service yang dapat berkomunikasi dengan baik,
sehingga dapat mempermudah konsumen dalam pembelian produk maupun
penyampaian komplain. Mempermudah akses untuk konsumen dalam hal
pengaduan langsung kepada penjual dengan prosedur dan sistem yang baik dapat
memotivasi konsumen menyampaikan ketidakpuasan yang terjadi.
Collections
- MT - Business [4046]
