Kelimpahan Fitoplankton pada Keramba Jaring Apung di Teluk Hurun Lampung
Abstract
Hurun, kecamatan Padang Cennin, kabupaten Lampung Selatan, propinsi Lampung. Perairan di Teluk Hurun memiliki arus yang lemah aan tidak bergelombang serta iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh angin yang bertiup dari Samudera Indonesia (Kurniastuty, 1989). Balai Budidaya Laut (BBL) memiliki beberapa aktivitas perikanan di perairan Teluk Hurun yaitu, budidaya intensif tiram mutiara dan budidaya semi alami ikan kerapu yaitu kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) dan kerapu bebek (Cromileptes altivelis). Aktivitas budidaya semi alami ikan kerapu di Balai Budidaya Laut (BBL) ini menggunakan sistem keramba jaring apung. Budidaya ikan dalam jaring apung ini menerapkan pola intensif yang mengandalkan pemberian makan dari luar sebagai sumber pakan utama bagi ikan-ikan yang dibudidayakan. Sisa-sisa pemberian pakan ini merupakan bahan organik yang potensiai untuk meningkatkan unsur hara dalam perairan yang dapat memberikan dampak terhadap produktifitas perairan. Selain itu adanya aktivitas budidaya tiram dan lalulintas kapal kecil yang melewati perairan serta faktor alamiah seperti iklim dan cuaca yang berubah dalam waktu-waktu tertentu akan berpengaruhi terhadap parameter fisika-kimia perairan di Teluk Hurun yang juga akan berpengaruhi terhadap kelimpahan dan keanekaragaman jenis-jenis biota yang ada dan salah satu biota yang memiliki peranan penting di dalamnya adalah fitoplankton. Adanya dampak yang berasal dari sisa-sisa pemberian pakan dan limbah dalam jaring . apung, serta faktor alamiah yang teIjadi di perairan Teluk Hurun dapat mempengaruhi parameter fisi*a - kimia perairan yang akhimya akan mempengaruhi kelimpahan fitoplankton dan tingkat kesuburan di perairan keramba jaring apung. Pengambilan sampel dilakukan setiap seminggu sekali yaitu setiap hari Rabu mulai pukul 09.00 - 13.30 WIB di lokasi kerambajaring apung dan sekitamya sebanyak tiga stasiun. Dua stasiun yaitu stasiun I (kedalaman 0 m - 0,5 m) dan stasiun II (kedalaman 2,5 IP - 3,5 m) berada pada petak perairan kerambajaring apung dan satu stasiun yaitu stasiun III (kedalaman 5 m - 7 m) berada pada perairan di sekitar keramba jaring apung. Air sampel untuk pengamatan fitoplankton, suhu, pH, Oksigen terlarut (DO), Salinitas, nitrat, dan ortofosfat diambil berdasarkan kedalaman, kecuali untuk kecerahan diambil dari pennukaan masing-masing Stasiun.