Pengaruh Media Semai dan Perlakuan Kulit Biji terhadap Kinerja Perkecambahan Palahlar (Dipterocarpus retursus BL)
Abstract
Genus Dipterocarpus atau Keruing umumnya hempa pobon hesar dengan batang lurns dan berbanir. Oi Indonesia teroapat 37 jenis pohon anggota Genus Dipterocarpus, 4 jenis diantaranya diJaporkan terdapat di Pulau Jawa, yaitu Diplerocarpus hassellii Bhune (Palahlar). Dipterocarpus gracilis Blume (Keladan atau Palahlar Seurit). Diplerocarpus retusus Blume (Palahlar Gunung) dan Diplerocarpus littoralis Blume (Lalar atau Kelahlar). Jenis Dipterocarpus hassellii, Dipterocarpus gracilis dan Diplerocarpus retusus dilaporkan terdapat di hutan alam di Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian selatan dan Diplerocarpus littoraJis hanya ditemukan di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah (Kartawinata, 1983). lembaga Penelitian Hutan (1979) menyatakan bahw&, pohon Keruing (Dipterocarpus spp.) mempakan salah satu jenis pohon yang mempunyai potensi ekonomi yang tinggi. pohon Kerning menempati urutan kedua setelah meranti dalam mendominasi hutan-hutan tropika basah. Selain karena gangguan yang cukup tinggi, faktor yang menyebabkan semakin terancamnya populasi Palablar di Jawa Bara! adalah regenerasi a1ami yang rendah. Pohon Kerning berbenih tidak teratur dan tidak terjadi setiap tabun. Setelah musim kemarau yang panjang sekitar bulan Maret-Md, biasanya berhenih banyak. Jumlah benm bersayap 350 benih per kg (Martawijaya et at., 1981). Kegagalan regenerasi alami yang banyak dijumpai dari famili Dipterocarpaeeae memerlukan suatu upaya kelestarian sehingga dapat mengimbangi laju pemanfaatannya. Upaya-upaya pelestarian yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mempelajari bagaimana kondisi lingkungan yang dapat mendukung proses perkecambahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan zeolit. arang sekam, dan tanah latosol sebagai media semai dan perlakuan pengupasan kulit benih terhadap perkecambahan Palahlar (Dipterocarpus retusus BI). Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Ekologi Hutan, Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2001. Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah benih PaJahlar (Dipterocarpus retusus), zeoli!, arang sekam, tanah latosol, pupuk cair Ridomil-Gold, dan air. Sedangkan alat yang digunakan yaitu penggaris, alat tulis·menulis, alat penyiraman, dan bak kecambah. Penelitian diraneang dalam suatu pereobaan faktorial aeak lengkap dengan dua faktor sebagai perlakuan dan tiga ulangan (4 x 2 x 3). Faktor A adalah media tumbuh dengan A., adalab media zeolit 1000/0, A .. Az, A3 adaJah media arang sekam 100%, media zeolit 50% + arang sekam 50% serta tanah latosol 1000.4. Dan faktor 8 adalah per1akuan kulit benih dimana 8 0 adaIah perlakuan kulit benih dikupas dan 8, adalah perlakuan kulit benih tidak dikupas. Data yang diamati adalah kinerja perkecambahan dan pertumbuhan semai. Peubah yang diukur adalah daya kecambah (OK), kecepatan tumbuh (KT), dan nilai perkecambahan (NP). HasH analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan media dan pengupasan kulit benih berpengaruh sangat nyata terhadap daya kecambah Palahlar, tetapi interaksi kedua faktor tidak berpengaruh nyata terhadap daya kecambah. Hasil uji Dunnet menunjukkan hanya media zeolit yang berpengaruh sangat nyata jika dibandingkan dengan kontrol (tanah Latosol). HasH penelitian menunjukkan babwa daya kecambah dan nilai perkecambahan Palahlar pada media zeolit dengan perlakuan kulit benih dikupas memberikan respon yang paling baik yaitu masingmasing sebcsar 22,81% dan 0,49. Sedangkan untuk kecepatan tumbuh tertinggi terdapat pacta media campuran zeolit+arang sekam dengan perlakuan koHt benih dikupas sebesar 3,40 cml4 hari. Zeolit sebagai media kecambah mampu menyerap dan mengeluarkan air dengan baik sehingga aerase dan drainase media baik untuk mendukung perkecambahan yang optimal. Dengan kondisi aerase dan drainase yang baik zeolit mampu menyediakan O2 dan air yang crump bagi tanaman dan akar dapat menyerap air dengan baik. Selain itu, zeolit juga mampu menjaga kelemrni.ban dan menetralkan tanab. Pengupasan kuHt benih selain untuk mendapatkan kualitas benib yang lebih baik juga dapat mengurangi produksi getah selama proses perkecambahan dan mempercepat keluamya getah dari lembaga selama proses perkecambahan. Hal ini telab terbukti meningkatkan persen kecambah berdasarkan basil penelitian di atas. Dati basil penelitian dapat disimpulkan perlakuan pengupasan kulit benih dapat meningkatkan daya berkecambab, kecepatan twnbuh, dan nilai perkecambahan PaJahlar pacta seroua media kecambah. Kombinasi media zeolit dengan perlakuan kulit benih dilrupas merupakan kombinasi faktor terbaik terhadap perkecambahan PaJahlar.
Collections
- UT - Forest Management [3062]