Studi Keanekaragaman Jenis Mamalia Besar Di Hph Pt Riwayat Musi Timber Corporation, Suaka Margasatwa Gumai Pasemah, Dan Kawasan Hutan Napalicin (Tnks), Propinsi Sumatera Selatan
Abstract
Negara Indonesia merupakan negara dengan kekayaan janis mamalia yang tertinggi cI dOOa, yailu betjumtah 515 spesies (SSntoso. 1996). Mamaiia besar yang dimaksud dalsm tuJisan ini adalah semua jenis satY.eliar manalia cti Jusr ordo primata YWIQ memiliki berat tubuh dewasa di atas 5 kg. Inventarisasi satv.a mamalia besar umOO1nya sulit dilaksanakan karena sifat satwanya yang selalu berpindah·pindah. Oleh karena itu pengamatan dengan metoda dan teknik inveri:arisasi saja masih belum cukup dan masih diper1ukan pengetahuan tentang pengenalan jenis. tingkah laku, tanda.-tanda khas serta sifat·sifat hidup lainnya. Kegiatan penelitianlsurvai dilakukan di wlayah Propinsi Sumatera Selatan pada tiga tipe hutan, yaitu tipe hutan rawa di HPH Riwayat Musi Timber Corporation (RMTC) Kabupaten Musi Banyuasin, tipe hutan dataran yang terlokalisir di Suaka Maillasatwa Gumai Pasemah (SMGP) Kabupaten Lahat dan tipe hulan dataran di kawasan hutan Napalidn yang merupakan bagian dart Taman Nasional Kerind Seblat (TNKS) Kabupaten Musi Rawas. Pengumpulan data atau intormasi mengenai mamalia besar dilakukan dengan Metode Garis Transek (Une Transect Method) pada jalur pengamatan yang taah dibuat. Janis pengamatan yang dllakukan pada saat survai adalah pengamatan langsung dan tidak lang sung. Pengamatan langsung dilakukan berdasarkan tanda-tanda molfciogi dan satwa yang ditemukan secara langsUrlg. Pengamatan tidak IMgsung dilakukan berdasarkan tandslanda yang ditinggalkan oIeh satwa (jejak). Inventarisasi mamalia besar ditekankan pada pengamatan tidak langsung mengingat sal\WJiar mamalia besar memPlllyai peillerakan atau wlayah jelajah yang cukup luas sehingga sulit sekaU ditemui. Identffikasi <flakukan dengan menggunakan buku-buku panduan lapangan dan bukubuku acuan lain YMO sesuai. Informasi mengenai keberadaan janis saMeliar mamalia besar juga diJakukan dengan y.,gwancara dengan pembimbing lapangan, penduduk dan petugas kehulanan setempat (sebagai konfinnasi), juga sharing data ·dengan surveyor lain yang melakukan pengamatan pada transek berbeda. Dart hasil pengamatan lapangan yang dilakukan, diketahui bah>M:I jenis-jenis vegetasi tingkal pohon yang lerdapal pada areal RMTC adalah : duriao (Durio carina/us), jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystyfus bancanus), pandan (Pandanus sp) kerting (Diplerocarpus spp), me"""", (Hope •. spp), pasang (Quercus spp), meranli (Shorea sp), medang (Cryp/ocarya crossinflfVia), dan kempas (Koompassia malaccensis). Karena di areal pengamatan belLA"fl dilakukan anaJisis vegetasi, maka data kerapatan, frekuensi dan dominansi belurn dapat ditampilkan. OJ. areal SMGP, jenis-jenis vegetasi yang mendomiiJasi adalah Elateriospennum tapas, Diospyros pseudomalabarica, dan Dacryodes rostata. Jenis-jerlis yang memiliki kerapatan relatif serta frekuensi relatif temnggi adaIah Elateriospennum tapas, Dyospiros curanii. dan Dysoxy/um alHaceum. Nilai INP tertinggi terdapat pacta jenis-jeris Elateriospennum tapos (36,31), Diospyros curanii (5,48), dan Dysoxyfum aillaceum (3,84~. Sedangkan pada ka'NBsan hutan Napalicin (TNKS), jenls-jenls vegetasi yang mendorninasi adalah Shorea hopeifolia, Parashorea aptera, dan Elatertospennum tapos. Jenis-jenis yang memllikl kerapatan relalif tertinggi adruah Parashorea a,xera (5,89), Elateriospennum tapas (5,89), dan Palaquium gutta (4,73). Jenis-jenis yang memiliki frekuensi relatif tertinggi adalah Parashorea a,xera (2,98), Elateriospennum tapos (2,83), dan Eugenia sp. (2,68). Nilai IN? tertlnggi terdapat pada jenis-jenls Parashorea spiers (18.57), Elateriospennum tap"" (15,64), dan ShoIea hopeifolia (14,94). Terdapat beberapa aldivitas manusia di areal HPH PT RMTC yang terlihat dengan banya/mya bekas-bekas tebangan dan balok-balok kayu hasil geillajian yang sedang dikeringkan dan beIun diangkut dari dalam hutsn. Kawasan Ini memang jauh dari jalan umum, namun jalan sar&d bakas HPH mempennudah aksesiJiltas para pencuri.kayu ke kawasan Ini. Pencari getah jetutwlg dan pemburu satwa juga seTing ditemUkan di lokasi pengamatan. Lokasl peng;matan di Suaka Margasatwa Gumai Pasemah relatif lebih aman dari aktivitas manusia dibandingkan dengan Iokasi pertama. Oisamplng lokasi ini jauh dari perkampungan, Iokasl ini juga tidak mudah dicapai karena untuk mencapainya harus menyusuri sungai ke arah hulu dan terkadang harus menyeberangi sungaL Sedangkan pada kawasan hutan Napalicin, tidak jelasnya batas kawasan taman naslonal membuat seringnya penduduk sekitar hulan membuka ladang hingga memasuki areal kawasan. Sisa-sisa penebangan tiar banyak dltemukan dl Iokasllni. Kondisi lokasi peAgamatan di kawasan ini refatif masih cukup baik karena jauh dari perkampungan dan medannya terjal curam. Sering dijumpai para pencari rotan namun ticlak pemah ditemukan adanya aktivitas perburuan. Bebarapa jenis mamalia besar ditemukan di suatu Iokasi peneltian namun tidak ditemukan di Iokasl penelitian lainnya. Misalnya Aonyx ci1erea dan Arctistic binturong ditemukan di SMGP,"serta Neofelis nebuloss, Fels marmorata, dan Fels bengalensis ditemukan di RMTC. Oart satwa yang disebut di atas memang ada yang hanya tingoa! pada kondisl habitat tertentu namun untuk janis lainnya bukan berarti tidak mungkin dlemukan pada Iokasllainnya. Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener pada masing-masing Iokasl adalah 2,099 untuk Iokasi HPH PT RMTC, 1,766 untuk Iokasl SMGP dan 1,203 untuk Iokasi Napalicin. Indeks kemeralaan jens adalah 0,875 untuk RMTC, 0,767 untuk Iokasi SMGP dan 0,579 untuk kawasan hutan Napalicin. Areal HPH PT RMTC memiliki nilai indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wiener dan nUai indeks kemerataan janis paling tinggi, artinya Iokast penelitian ini paling kava akan janis mamalia besar dan komposlsi jenis tersebut lebill merata dibandingkan kedua lokasi lainnya. Berdasarkan jumlah janis yang ditemukan pun pada lokasi RMTC ditemukan Jebih banyak, yaltu sebanyak 11 jenis waJaupun jumlah satwa yang ditemukan paling sedikit dibandingkan dengan Iokasi lalnnya.