Periode Simpan Dan Pendugaan Viabilitas Dengan Uji Cepat Pada Benmagathis Loranthifolia Salisb.
Abstract
Agathis loranthi/olia Salish. (Damar) merupakan salah satu jenis prioritas yang akan dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman. Kegiatan penanaman dalam skala yang luas seperti d alam p emhangunan hutan t anaman tersebut, a kan memerlukan b ellih b ermutu tinggi d alam jumlah besar dan tersedia dengan cepat. Untuk memperoleh benih bermutu, kegiatan pengujian mutu bcnih merupakan salah satu unsur yang harus dipennhi. Pengujian mutn benih dalam kegiatan pembangunan hutan tanaman mempunyai peranan yang besar mengingat sampai saat ini suplai benih bermutu tinggi ma~ih menjadi permasalahan yang serius. Pcngujian viabilitas benih dengan perkecambahan langsung di bak I~ecambah memerlukan waktu yang lama, yaitu sekitar I bulan sehingga informasi mengenai viabililas benih tidak dapat segera dikctaui. Untuk mempcroleh viabilitas benih dalam waktu singkat, tdah dikembang beberapa metoda uji cep.1t viabilitas benih. Metoda uji cepat viabilitas bcnih merupakan sualu metoda cepat untuk menentukan viabilitas benih diantaranya adalah uji uji tetrazolium topografis, uji hidrogen peroksida (H20 2), uji belah (cutting test), uji eksisi embrio. Tujnan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh perlakuan penyimpanan di udara terbuka terhadap viabilitas benih A. Loranthifolia. (2) Untuk menentl.lkan kriteria benih viabel dan non vJabc! pada benih A. loranlhi/olia berdasarkan uji tctrazolium, uji hidrogen pcroksida, uji belah (cllfling test), lIji eksisi elllbrio. (3) Untuk mendapatkan korelasi dugaan daya berkecambah amara hasil uji cepat viabilitas benih A. loranthifolia dengan dugaan daya berkecambah hasil uji perkecambahan sccara langsung. Metoda penelitian terdiri dari beberapa tahap kegiatan, yaitu (1) sterilisasi bahall dan alat, (2) seleksi benih, (3) perlakuan penyimpanan benih, (4) penelitian pendahuluan , meliputi : pengamatan struktur tumbuh benih; pembuatan larutan; penentuan kondisi benih, konsentrasi dan lama perendaman benih dalam lamtan tetrazolium dan hidrogen peroksida; pengeluaran embrio dari benih; pembelahan benih untuk cutting test; pengecambahkan benih untuk uji perkecambahan langsung serta evaluasi hasil pengujian. Hasil penelitian pendahuluan uji tetrazolium menunjukkan bahwa dari beberapa lama perendaman yang dilakukan ternyata perendaman selama 4 jam dengan konsentrasi 1% yang diletakkan dalam oven dengan suhu 50°C menghasilkan pola perwarnaan terbaik pada struktur tumbuh benih A. loranthifolia. Dari hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan unluk menentukan pengkondisian benih, konsentrasi dan lama perendaman yang tepat dalam larutan H20 2 bahwa pengkol1disian benih yang terbaik yaitu deogan mellgupas kulit terluar bcnih, pada konsentrasi scbcsar 0,5% larutan H20 2 dan lama perendaman selama 6 hari di dalam germinator menghasilkan pemunculan radikel yang paling cepa! dan baik. Berdasarkan hasil pengujian, penentuan kriteria benih viabel dan non viabel untuk uji tetrazolium dicirikan oleh pola pewamaan radikel dan kotiledon berwama merah sampai merah muda tanpa warna putih, endosperma berwama merah sampai putih (::; 20 % putih dengan ::: 50 %), sedangkan untuk benih yang non viabel terdapat wama putih pada radikel dan kotiledon, endosperma terdapat > 20 % dengan wama merab < 50 % . Untuk uji hidrogen peroksida benih viabel dicirikan dengan pemunculan radikel ::: 2 mm, sedangkan benih non viabel panjang radikel < 2mm setelah 6 bari perendaman. Pada uji eksisi embrio benih viabel dicirikan adanya pertumbuhall (perkembangan) pada radikel dan kotiledon, kokoh/segar berwama kuning kehijauan, sedangkan benih non viabel tidak terjadi pertumbuhan embrio rusak , busuk , berlendir, berwama abu-abu dan coklat. Sedangkan untuk uji belah (cutting test) benih viabel dicirikan benih berwarna putih atau kuning dan segar, dan untuk benih yang no:J. viabel benih berwarna kekuningan atau coklat, kering dan busuk. Dari hasil penelitian utama dengan menggunakan uji t dan uji korelasi terhadap metoda uji cepat viahilitas benih yang diperoleh bahwa keempat metoda uji cepat tersebut tidak berbeda nyata sehingga dapat digunakan untuk menduga viabilitas benih A. loranthifolia. Dapat dilihat juga balma keeratan tertinggi adalah uji eksisi embrio, yaitu sebesar r = 92,8%, tidak berbedajauh dengan nji H20 1 yang mempunyai keeratan sebesar r = 92,7%, untuk uji belah mcmpunyai keeralan sebesar 91,6% serta untuk uji tetrazolium hanya mempunyai keeratan sebesar 90%. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa faktor periode simpan berpengaruh sanga! nyata terhadap daya berkecambah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya periode simpan yaitu 0, 2, 5, 8, II, 14 hari, maka kadar air benih semakin menurun sehingga daya berkecambah benih A. loranthi/olia umunmya semakin menumn pula.
Collections
- UT - Forest Management [2835]