Hubungan Antara Indikator Penyimpangan Iklim dengan Curah Hujan di Sumatera
Abstract
Perbedaan kondisi cuaca dan iklim yang teIjadi di Pulau Sumatera, secara umum dan normal sangat dipengaruhi oleh ITCZ (Ianuari-Maret), Moonson Australia (Mei-September) dan Moonson Asia (November-Desember) serta faklor lokal (Sandy, 1987). Akibat peranan fenomena-fenomena tersebut maka daerab ini sering mengalami anomaIi atau penyimpangan iklim yang berhubungan dengan g<;jala alam La-Nina dan EI-Nino. Pada tahun-tahun El-Nino dimana teIjadi kemarau panjang, secara umum diperkirakan akan teIjadi penurunan jumlah curah hujan di beberapa stasiun curah hujan di Sumatera. Sebaliknya pada tahun-tahun La-Nina, diperkirakan akan teIjadi peningkatan jumlah curah hujan di beberapa stasiun curah hujan di Sumatera. Namun demikian ada stasiun-stasiun yang tidak terpengaruh dengan adanya penyimpangan atau perubahan iklim global. Untuk mengetahui pengaruh tersebut maka diperlukan suatu informasi hubungan keterkaitan antara kondisi curah hujan di Sumatera dengan indikator penyimpangan dan perubahan iklim global kemudian disusun model-model pendugaan curah hujan, dan memanfaatkannya untuk melihat kondisi curah hujan pada periode-periode mendatang. Metode yang dipakai dalam melihat pengaruh antara indikator penyimpangan iklim dengan curah hujan di Sumatera adalah menyusun model hubungan antara anomali curab hujan dengan anomali SST melalui analisis regresi terboboti, serta uji koefisien persamaan regresi yang menghasilkan peluang nyala pada taraf :;; 0.05 dimana hanya pada taraf tersebut, model persamaan digunakan untuk memprakirakan curab hujan pada 6-18 bulan kedepan.