Studi Perbandingan Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Akibat Pengaruh Aktivitas Manusia di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Jakarta Utara
Abstract
Seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk di Kepulauan Seribu, meningkatnya pemanfaatan sumberdaya alam khususnya terumbu karang untuk memenuhi kebutuhan hidup juga mengalami peningkatan yang drastis. Pola pemanfaatan yang berlebihan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup saat ini telah menjadi tekanan yang kuat bagi kelestarian ekosistem terumbu karang di Kepulauan Seribu. Pulau Kelapa dengan jumlah penduduk terbesar di Kepulauan Seribu mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberadaan terumbu karang di sekitarnya. Pengaruh aktivitas masyarakat terhadap ekosistem terumbu karang di pulau dengan jumlah penduduk terbesar ini perlu diketahui untuk menentukan pola pemanfaatan dan pengelolaan yang tepal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang di pulau-pulau sekitar Pulau Kelapa dan membandingkan kondisi ekosistem lerumbu karang relatif terhadap jarak dari Pulau Kelapa. Lokasi penelitian dilakukan di pulau-pulau di sekitar Pulau Kelapa, dengan pengambilan data dimulai tanggal 4 hingga 13 April tahun 1999. Transek garis (Line Intercept Transect) sepanjang 50 meter digunakan untuk mengambil data terumbu karang, masing-masing di kedalaman3 meter'dan 1b meter. Lokasi penganibilan data dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan jarak dari Pulau Kelapa. Jumlah keseluruhan stasiun pengambilan data adalah 16 stasiun, 8 stasiun di sebelah utara Pulau Kelapa terletak dekat dengan Pulau Kelapa dan 8 Stasiun di sebelah Selatan Pulau Kelapa terletak relatif jauh dari Pulau Kelapa. Dari hasil pengamatan ke 16 transek garis yang dipasang pada kedalaman 3 meter di perairan sekitar Pulau Kelapa, terlihat bahwa rata-rata persentase penutupan karang hidup adalah 26,43% dengan nilai karang hidup tertinggi adalah 46,76% dan yang terendah adalah 4,80%. Sedangkan karang mati yang ditemukan berkisar antara 31,60% hingga 91,40% dengan rata-rata sebesar 58,84%. Kondisi ini menunjukkan kerusakan terumbu karang tersebut telah melampaui batas ratarata kerusakan terumbu karang di Indonesia yaitu sebesar 41,78%.