Analisis hubungan distribusi densitals dan target strength dengan parameter oseanografi di Perairan Bagian Utara Pulau Komodo
Abstract
Kondl·S·I oseanografi1 dan.suatu.peralran sangat mempengarulu. peInyebaran dan keberadaan dari organisme ikan-ikan, baik itu ikan pelagis maupun Jan demersal yang merupakan sumberdaya perikanan yang mel~1iliki nilai ekonomis p+ting. . Penehtlan 1111 bertuJuan untuk mengetahul hubungan antara dlstrlbusl densltas dan target strength ikan dengan parameter oseanografis Perairan Selat Sape. Laut Flores, dan Perairan Timur Pulau KOl11ot!o, Data akustik dan data oseanografi diperoleh dari hasil survei Kapal Mutiara IV milik BPPL (Balai Peneliti1an Perik:nan Laut) pada tanggal 25-28 Juli 2000. Alat-alat yang digunakan adalah SIMR.,1\D EY-500, split beam transducer frekllensi 38 KHz, Echoprosessor FP.500. alat pengukur suhu, salinitas per strata kedalaman perairan (CTD Sea Bird rojiler), aIm penentu posisi GPS (Global Positioning System) dan sojiware postprosessing seperti Microsoft Excell, Surfer 6.02 dan Q-Basic. I Dari 115 ESDU yang dianalisis untuk ketiga daerah penelitiat nilai target strength yang terdeteksi menyebar pada nilai -50 dB sampai -32 dB, dengan jumlah terdeteksi terbanyak pada -50 dB. Distribusi densitas pada Selat Sape h1enunjukkan adanya distribusi densitas pada kedalaman 20-40 meter sesllai dengal1 kedalaman tercampur sebe1um beltemu lapisan termoklin, sedangkan pada daeral~ Laut Flores konsentrasi densitas terdapat pada kedalaman 40-80 meter hal ini juga s:esuai dengan kondisi oseanografis Perairan Laut Flores dimana perbatasan antara lapisan tercampur dan lapisan termoklin ada pada kedalaman 80-90 meter. Distribusi densitas pada Perairan TimU1' Pulau Komodo didomlnasi densitas ikan-ikan demersal pada kedalaman 60-80 meter sesuai dengan kedala'11an perairan dangkal dengan kedalaman 70-90 meter. Apabila dilihat distribusi dan target strength yang ada pada Metiga daerah, terlihat bahwa distribusi densitas dan target strength yang ada terkon~entrasi pada perairan dengan suhu 260C - 270C, dengan nilai salinitas berkisar adtara 33,6 %0 sampai 34,4 %0. Adanya fenomena oseanografi juga mempengaruhi keJeradaan ikan di daerah telientu, seperti adanya kecenderungan ikan berada di mul1t Selat Sape karena daerah tersebut merupakan pertemuan dua massa air dari Laul Flores yang relatif hangat dengan massa air yang ada di Selat Sape.