Pemanfaatan Teknologi Membran Ultrafiltrasi Untuk Memproduksi Karagenan
Abstract
Karagenan merupakan senyawa hidrokoloid komersial dari rumput laut merah (Rhodophyceae) yang banyak digunakan dalam produk pangan dan industri. Hal ini karena kemampuannya dalam mengubah sifat fungsional produk yang diinginkan. Beberapa sifat fungsional karagenan dalam produk pangan diantaranya adalah sebagai pencegah kristalisasi, pengemulsi, penstabil, pengental, pembentuk gel, koloid pelindung dan penggumpal (Glicksman, 1983). Salah satu alga laut merah penghasil karagenan adalah Eucheuma sp. Volume ekspor rumpul laUI Euchellma sp meningkat cukup tajarn akan lelapl tidak disertai dengan meningkamya pemanfaatan ; pengolahan terhadap rumpul laul lersebul akibatnya kebutuhan karagenan untuk pangan dan industri masih dipenuhi dari impor. Hal ini disebabkan teknologi produksi karagenan yang ada masih kurang baik sehingga mutu karagenan Indonesia dinilai rendah dan belum memenuhi standar yang diminta (Doty, 1986). Melihat kenyataan tersebut maka digunakan teknologi baru untuk memproduksi karagenan yaitu teknologi membran ultrafiltrasi untuk menggantikan proses konvensional yang ada. Proses ultrafiltrasi digunakan untuk memisahkan makromolekul dan koloid dari larutannya berdasarkan berat molekul dimana membtaIJ. Ultrafiltrasi merupakan membran porous. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pemanfaatan teknologi membran ultrafiltrasi terhadap mutu karagenan yang dihasilkan dan membandingkannya dengan karagenan yang dihasilkan dari proses konvensional (tanpa membran ultrafiltrasi), karagenan import (standar) serta karagenan komersial dari Toko Inti Kimia, Bandung. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Bahan Bakll pada penelitian ini adalah Euchewna cottonii dari perairan Bali dengan umur panen sekitar 40 hari. Menurut Reen (1986), Ellcheuma cottonii menghasilkan fraksi kappa karagenan. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimum dalam proses ultrafiltrasi karagenan karena proses ultrafiltrasi memiliki kendala yang perlu diperhatikan yaitu adanya fenomena fouling yang dapat diatasi dengan pengaturan sistem hidrodinamika. Adapun vanaSl konsentrasi umpanlkaragenan yang digunakan adalah 0.006, 0.03, 0.06, 0.12, dan 0.2% sedangkan variasi tekanan operasi adalah 0.8, 1.0, 1.4, 1.6, 1.8, dan 2 bar. Kondisi optimum operasi dipenuhi oleh tekanan operasi dan konsentrasi umpan yang mempunyai rejeksi dan fluks tertinggi.