Kajian Perilaku Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops aduncus E) di Gelanggang Samudera Jaya Ancol
Abstract
Lumba-lumba merupakan jenis mamalia yang hidup di perairan lout yang sering dimanfaatkar; sebagai hewan atraksi. Salah satu tempat rekreasi yang ikut memanfaatkan lumba-Iumba sebagai hewan atraksi adalah Gelanggang Samudera Jaya Ancol yang terletak di daerah Jakarta Utara. Salah satu cara untuk mendapatkan lumba-Iumba yang akan digunakan sebagai hewan atraksi adalah dengan cara penangkapan di lout bebas. Penangkapan lumba-lumba di alam taupa data populasi yang jelas dapat mengancam kelestarian lumba-lumba. Oleh karena itu penting kiranya dilak-ukan penelitian lebih lanjut mengenai lumba-Iumba dimana hasilnya diharapkan bisa menjadi masukan yang berguna bagi kelangsungan hidupnya baik di laut bebas maupun di penangkaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku lumba-lumba hidung botol (Tursiops adzmclIs) di Gelanggang Samudera Jaya Ancol. Bentuk perilaku lumba-lumba yang diteliti adalah perilaku bermain, perilaku makan, perilaku tidur, perilaku sosial, perilaku seksua/ dan bentuk-bentuk atraksi (khusus untuk lumba-lumba di kolam atraksi) di kolam atraksi dan kolam karantina. Penelitian di lakukan pada bulan Juni sampai Oktober 2000. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka, wawancara dan pengamatan langsung di lapangan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif Lumba-Iumba yang ada di GSJA beIjumlah 23 ekor, enam diantaranya digunakan sebagai hewan atraksi dan sisanya ditempatkan di kolam karantina dan kolam pelatihan. Sebagian dari lumba-Iumba tersebut dilahirkan di GSJA dan sebagian lainnya merupakan hasil tangkapan dari Laut Jawa, yaitu di sekitar daerah Pekalongan. Perilak-u bermain pada lumba-Iumba dilakukan dengan dua cara, yaitu bermain seodiri tanpa melibatkan lumba-Iumba lain dan bermain bersama lumba-lumba lain. Bentuk permainan yang dilakukan sendiri antara lain mengelilingi kolam, memainkan air dengan moncong dan memainkan benang jala yang menjulur ke permukaan air. Bentuk permainan yang dilakukan bersarna-sama adalah mengelilingi kolam, melompat di udara, melakukan beberapa gerakan atraksi (hanya terIihat pada lumba-Iumba di kolam atraksi), saling kejar mengejar, memainkan air dengan moncongnya dan menggan&,ou lumba-Iumba lainnya. Perilaku bermain pada lumba-Iumba di kolam atraksi lebih banyak berupa gerakan-gerakan atraksi sehingga lebih bervariasi. Sedangkan pada lumba-Iumba di karantina perilaku bermain hanya berupa saling kejar mengejar, dan mengelilingi kolam serta melompat di udara. Bila dibandingkan antara lumba-lumba dewasa dengan lumba-lumba muda, lumba-Iumba muda lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain. Bentuk permainan pada lumba-Iumba muda lebih bervanasi danpada lumba-Iumba dewasa. Dan bila dibandingkan antara lumba-Iumba jantan dengan betino, maka lumba-Iumba betina lebih banya~ menghabiskan waktunya untuk bemlain daripada lumba-Iumba jantan. Penlaku makan pada lumba-Iumba terdin dan beberapa kejadian, yaitu mengenali kehadiran pelatib, berenang menuju pinggir atau bibir knlam, menunggu pelatih, membuka mulunrtau mnncnng dan menelan makanan. Serangkaian kejadian ini hanya membutuhkan waktu 4-5 detik. Ada dua cara tidur yang dilakukan nleh lumba-Iumbo, yaitu tidur dengan cara mengapung di permukaan air dan tidur dengan cara menyelam ke dasar knlam. Cara tidur yang cendemng di lakukan adalah tidur dengan menyelam di dasar knlam. Penlaku tidur pada lumba-Iumba terdin dan serangkaian kejadian yang meliputi: naik ke permukaan air untuk mengambil udara, mengapung di permukaan air untuk beberapa waktu sambil terus mengambi! udara dan menyelam kembali ke dasar knlam. Pada saat tidur mata lumba-Iumba tertutup atau agak tertutup. Pada lumba-Iumba yang sehat perilal..-u tidur terjadi secara nnrmal, yaitu pada malam hari, sedangkan pada lumba-Iumba yang sakit atau bunting, waktu 24 jam dihabiskan untuk beristirahat atau tidur. Lumba-Iumba muda lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain sehingga waktu untuk tidur lebih kecil dibandingkan dengan lumba-Iumba dewasa. Berkelnmpnk merupakan bentuk perilaku sosial yang biasa dilakukan lumba-Iumba. Lumbalumba muda berkelnmpnk pada saat mereka makan, bermain dan tidur, sedangkan pada lumba-Iumba dewasa perilaku berkelnmpnk dilakukan pada saat makan dan tidur. Pada lumba-Iumba muda waktu teroanyal<: untuk berkeJompok dilakukan pada saat bennain dan pada lumba-Iumba dewasa waktu terbanyal,; untuk berkelompuk dilakukan pada saat tidur. Perilaku seksual pada lumba-Iumba meliputi perilaku prakopulasi dan perilal..-u knpulasi. Selama pengamatan perilaku seksual hanya terlihat pada lumba-Iumba jantan. Perilaku praknpulasi yang terlihat antara lain terdiri dari posturing. stroking. mbbiJ1g, mlzzling dan mouthing, sedangkan perilaku knpu!asi yang terlihat meliputi ereksi dan pendekatan ke Iowan jenis (approach). Selama perilaku knpulasi berlangsung tidak terjadi intrornisi sehingga tidak ada knpulasi. Perilaku prakopulasi dan kopulasi ini banya terjadi apabila lumba-Iumba jantan ditempatkan bersama-sama dengan lumbalumba betina dalam satu kolam. Apabila dalam satu knlam terdapat dua ekor lumba-Iumba janlan atau lebib, perilaku prakopulasi tidak terjadi dan perilaku kopulasi yang tertillat banya ereksi. Dnmestikasi ya"g terjad; pada lumba-Iumba yaqg ditangkarkan berpengaruh terhadap perilaku lumba-Iumba. Hal ini terlihat pada perilaku seksual yang terjadi pada lumba-Iumba jantan muda. Atraksi hanya dilakukan nleh lumba-Iumba yang ditempatkan di knlam atraksi. Bentuk-bentuk atraksi yang dilakukan antara lain melnmpat di udara, naile ke lantai, mengambil dua buah lingkaran,' menerobns lingkaran, melnmpati kayu dengan ketinggian tertentu, mendnrnng mainan mengelilingi kola.rn, menangkap ikan dari ketinggia.'l tertentu, membawa bola dengan flipper, menggerak-gerakkan flipper dengan posisi .ekor di atas, menyentuh bola dan ketinggian tertentu. memutar-mutar lingkaran