Studi Ekologi Tegakan Hutan Alam Terdegradasi Kasus di Areal Hulan Tri Dharma Ipb Dusun Aro, Propinsi Daerah Tingkat I Jambi
Abstract
Indonesia mcrupakan salah 5at1.1 negara dengan sumberdaya hutan a13m tropis yang tergolong luas eli dunia. Peranan sektor kehutanan cukup besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia terutam3 pacta awal tahun 1970-a11 hingga tahun 1990. Buruknya pcngelolaan hutan berkaitan dengan m3sih terbatasnya stllllberdaya manusia pengelolanya mcnyebaokJl1 konclisi hutan Indonesia menjadi sangat memprihatinkan. Untuk mcnjaga agar scktor kehutanan tetap mcmcgang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, kondisi h1.1tan yang tclah terdegraclasi haws segera direhabilitasi. Paradigma pengelolaan hutan saat ini yang menekankan pad a pengelolaal1 hutan berbasis ekosistem membutuhkan pengetahllan tentang kondisi ekologi hutan yang akan dikelola. Pcnclitia!l ini bertujuan untllk mempelajari karakteristik ekologi tegakan hutan ala111 tcrdegraclasi pacla berbagai tingkat degradasi. Hasil penelitian memmjllkkan bahwa lIkuran dimensi pohon pacta keempat kondisi tegakan utl1l1mnya didominasi oleh pollon dengan tinggi yang rendah dan berdiameter keci!. Berclasarkan stratifikasi tajuk pollonnya, strata A (Kusmana dan Istomo, 1991) pada stratifikasi tajuk eli keempal kondisi tegakan tclah hi lang. Pada kondisi tegakan Fd dan Pd 1, k(Jndisi pohon-pohon yang ada hanya mampumencmpati strata B, seclangkrm pada kondisi Fd 2 dan Pd 3 strata yang ada hanya sampai pac\a strata C. Kerapatan pOhOI1 berdiameter 10 em keatas pac\a masing-masing kondisi tegakan yang clibanelingkrm tidak berbeela secara nyata, seelangkan unhlk IUBs bidang dasar per haktarnya, terdapat perbedaan yang nyata antara kondisi tegakan yang relatif m3sih baik (Pd) dengan ketiga kondisi tegakan lainnya. Berdasarkan struktur tegakan llorisontalnya, sebaran kelas diameter pohon didominasi oleh jenis-jcnis pohon yang tennasuk kelas diameter 10 - 19 cm. Pobon-pohon yang masuk kclas diameter ini menempati hampir 50% dari seluruh jumlah pohon berdiameter 10 cm keatas yang ada pad a keempat kondisi tcgakan. Sclain didominasi oleh pohon dengan diameter keeH, dari segi komposisi jenisnya didominasi olehjenis-jcnis dad kelompokjenis komersial non meranti (rata-rata 70%) dengan proporsi jenis dad famili Dipterocarpaceae yang rendah. Pacla tingkat pcnnudaan (scmai dan pancang), komposisi jenisnya juga didominasi oleh jenis-jenis dari kelompok jcnis komersial non meranti tctapi dengan jenis dari fmnili Dipterocarpaceae yang rendalL Faktor lingkungan pada keempat kondisi tegakan umunmya relatif homogcn, kecuali faktor intensitas cabaya pacta kondisi Fd yang relatif jauh lebih renclah dibandingkan dengan keliga kondisi lai11nya. Homogenitas faktor lingkungan yang ada menyebabkan sebagian besar pol a spasiaJ jcnis menyebar dengan pol a aeak (random). Adanya jenis-jenis yang mcnyebar dengan pola lllcngt.::lompok (clumped) lebih dikarenakan perilaku mengelompok dad jenis tersebut dan atau mode reproduksinya. Dilihat dari kekayaan jcnisnya, evenness-nya, keanekaragaman jcnisnya dan pola dominasi jenisnya, tidak ada perbedaan yang nyata antnra keempat kondisi tegakan yang dibanc1ingkan. [-IaI ini berarti seem'a U11lum kondisi ekologi pada keempat kondisi tegakan yang dibandingkan relatif sama. HasH ordinasi yang dilakukan mcmmjukk:an bahwa unit-unit eontah pada sumbu-sumbl.l peA dengan koardinat dua komponen utal11a pertal11a mengelompok menjadi 4 kclompok, yaitu kclompok I tersusun atas plot 2, keioll1pok II tersusun atas plot 1, plot 3, plot 4 dan plot 8, keloll1pok III terdiri dari plot 13 dan plot 14 sedangkan kelompok IV tersusun atas plot 5, plot 6, plot 7, plot 9, plot 10, plot 11, plot 12, plot 15 dan plot 16. Pada grafik yang dibuat berdasarkan komponen utama pertama dan ketiga, pengelompokan unit contoh juga terbagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I tersusun atas plot 2, kelompok II tersusun atas plot 1, plot 13 dan plot 14, keioll1pok III tersllsun atas plot 3, plot 4, plot 8 dan plot IS, sedangkan kelompok IV tersusun atas plot 5, plot 6, plot 7, plot 9, plot 10, plot II, plot 12 dan plot 16. Banyaknya unit contoh yang mengelompok mcnjadi kclompok yang sam a menunjukkan bahwa seCal'a umum kandisi ekologi dari unit-unit contah· yang ada relatif homogen. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap posisi unit contoh dalam sumbu-sumbu PCA adalah intensitas eahaya sedangkan faktor pH kel11iringan lapangan dan tanah tidak mcmberikan pcngaruh yang nyata. Reduksi peubah jenis dengan sidik kOll1ponen utama mampu mereduksi peubah jenis kedalam beberapa kompanen utama yang saling bebas clan dapat menerangkan data asal pcubah jcnis dengan baile Basil analisis kluster yang dilakukan membagi 16 unit eontoh mCI\jadi 4 klustcr dimana masingmasing kluster mempunyai penciri kelimpahanjenisnya.
Collections
- UT - Forest Management [2835]