Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Industri Benih Kelapa Sawit Di Indonesia
View/ Open
Date
2011Author
Liwang, Tony
Daryanto, Arief
Gumbira-Sa'Id, E.
Nuryartono, Nunung
Metadata
Show full item recordAbstract
Pertumbuhan industri kelapa sawit di Indonesia secara pesat, khususnya pada dua
dekade terakhir ini, telah menjadikan Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit
terbesar di dunia. Pertumbuhan yang cepat tersebut di atas disebabkan oleh
meningkatnya permintaan minyak kelapa sawit. Untuk memenuhi tingginya permintaan
minyak kelapa sawit tersebut maka dilakukan penambahan luas lahan ditanam dan
peningkatan produktivitas, yang mana keduanya menyebabkan peningkatan permintaan
benih kelapa sawit. Tingginya permintaan benih tersebut tidak dapat diimbangi dengan
jumlah benih yang diproduksi dalam negeri sehingga dilakukan import benih dan
terjadinya penggunaan benih ilegal yang bermutu rendah yang sangat merugikan industri
perkebunan kelapa sawit.
Kurangnya pasokan benih kelapa sawit yang terjadi hingga tahun 2009 telah
memicu pertumbuhan industri benih kelapa sawit di Indonesia dengan bertambahnya
jumlah produsen benih dari semula tiga produsen pada tahun 2003 menjadi delapan
produsen pada tahun 2009 sehingga jumlah benih kelapa sawit yang diproduksi telah
mampu melampaui jumlah permintaan benih kelapa sawit. Perubahan kondisi pasar dari
jumlah permintaan melebihi jumlah penawaran (over-supply) menjadi jumlah penawaran
melebihi jumlah permintaan (over-demand) tersebut merupakan bahan kajian utama
dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis
dinamika pasar benih kelapa sawit di Indonesia dan korelasi antara faktor-faktor utama
yang berpengaruh terhadap permintaan benih kelapa sawit di Indonesia, (2) menganalisis
perilaku konsumen dan pemasaran benih kelapa sawit di Indonesia, yang keduanya
digunakan selanjutnya untuk (3) menganalisis faktor-faktor utama dalam menyusun
strategi peningkatan daya saing industri benih kelapa sawit di masa mendatang.
Penelitian ini dilaksanakan mulai Juli hingga Desember 2009, dan dilakukan pada
beberapa lokasi baik dalam maupun luar negeri. Pengumpulan dan analisis data primer
diambil dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap konsumen benih
kelapa sawit untuk menganalisis perilaku konsumen dan pemasaran benih kelapa sawit.
Sedangkan data hasil wawancara terhadap beberapa pakar dalam industri benih kelapa
sawit di Indonesia digunakan untuk menganalisis daya saing industri benih kelapa sawit.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis korelasi
Pearson, dan analisis Hirschman Herfindahl Index untuk menganalisis korelasi antara
faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap permintaan benih kelapa sawit. Untuk
menganalisis perilaku konsumen dan pemasaran benih kelapa sawit digunakan analisis
diagonal split, analisis regresi logistik ordinal, dan analisis Thurstone. Sedangkan untuk
analisis daya saing industri kelapa sawit, data dianalisis secara kualitatif, Non-
Parametrik, Non-Bayesian, dengan menggunakan metode Analytic Network Process
(ANP), yang dilengkapi dengan peranti lunak Super Decisions.
Akibat dari kondisi over-demand benih kelapa sawit sebelum tahun 2009 telah
memicu pembangunan kebun benih kelapa sawit oleh beberapa perusahaan kelapa sawit
swasta nasional. Pertambahan jumlah produsen benih kelapa sawit tersebut
mengakibatkan terjadinya peningkatan penggunaan benih bersertifikat, penurunan jumlah
benih impor, penurunan nilai konsentrasi pasar, dan peningkatan persaingan di antara
sesama produsen benih kelapa sawit. Hal-hal tersebut berdampak positif terhadap
penghematan devisa negara di satu sisi, namun di sisi lain peningkatan persaingan di
antara produsen benih tersebut menuntut para produsen untuk memilih strategi yang tepat
untuk meningkatkan daya saing mereka masing-masing agar tetap dapat mempertahankan
pangsa pasar mereka.
Peningkatan harga minyak sawit berkorelasi terhadap peningkatan permintaan
benih kelapa sawit pada tahun yang sama dan peningkatan luas lahan baru pada satu
kemudian. Namun, ketersediaan lahan yang sesuai untuk penanaman kelapa sawit
semakin terbatas sehingga peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit secara
berkelanjutan, salah satunya dengan menggunakan benih bersertifikat yang terjamin
mutunya, merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh para pekebun kelapa
sawit di Indonesia.
Jumlah permintaan benih dipengaruhi oleh faktor demografi konsumen benih,
yaitu adalah: jenis kelamin, latar belakang pendidikan, kegiatan dan posisi jabatan
konsumen benih, sedangkan usia konsumen tidak berpengaruh. Selain itu, tujuan
pembelian dan frekuensi pembelian benih kelapa sawit berkorelasi negatif terhadap
jumlah permintaan benih. Mutu benih sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen
dan jumlah permintaan benih. Produsen dituntut untuk memenuhi preferensi konsumen
benih, yaitu: kemudahan perijinan, dan layanan purna jual yang lebih baik.
Analisis daya saing industri benih kelapa sawit di Indonesia dikaji terhadap tiga
aspek utama dalam kerangka ANP yang digunakan, yaitu: produksi, konsumsi, dan
pemasaran. Pemilihan strategi dikelompokkan ke dalam lima faktor, yaitu: pemanfaatan
dan pengembangan teknologi benih, pengembangan sumber daya manusia,
pengembangan pasar benih, ketersediaan jasa keuangan, dan kebijakan pemerintah yang
mendukung pertumbuhan industri benih kelapa sawit secara berkelanjutan. Berdasarkan
analisis atas ke lima faktor tersebut maka pembenahan dan harmonisasi peraturan dan
perundangan serta kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perbenihan menjadi
prioritas utama dalam upaya peningkatan daya saing industri benih di Indonesia.
Sedangkan berdasarkan analisis BOCR, aspek peluang (opportunity) merupakan prioritas
utama dalam alternatif strategi peningkatan daya saing industri benih kelapa sawit di
Indonesia, khususnya pada peningkatan teknologi benih. Secara keseluruhan, baik
analisis ANP maupun analisis BOCR menunjukkan bahwa pembenahan dan harmonisasi
peraturan dan perundangan serta kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perbenihan
merupakan prioritas utama dalam upaya peningkatan daya saing industri benih kelapa
sawit di Indonesia di masa mendatang.
Walaupun Indonesia merupakan produsen sekaligus konsumen benih kelapa sawit
terbesar di Indonesia namun peningkatan daya saing industri benih kelapa sawit di
Indonesia tetap harus dilakukan agar industri kelapa sawit di Indonesia dapat tetap
bertumbuh secara berkelanjutan.
Collections
- DT - Business [369]
