Analisis Daerah Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Kalimantan Selatan
Abstract
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan terjadi
setiap tahunnya, sebaran hotspot di Kalimantan Selatan mengalami instabilitas
sejak tahun 2012 hingga tahun 2023, begitupun juga dengan luas wilayah karhutla
di Provinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah karhutla di Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2023 seluas 190.394 ha, lebih luas dibandingkan dengan
karhutla yang terjadi sejak 5 tahun terakhir. Kondisi seperti ini sangat memerlukan
pemetaan daerah rawan Karhutla untuk mendukung langkah-langkah mitigasi ke
depan. Untuk itu penelitian ini bertujuan menganalisis sebaran daerah rawan
karhutla di Provinsi Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan adalah analisis
spasial, dimana dalam penelitian ini proses buffer digunakan untuk analisis titik
panas terhadap jarak dari jalan, sementara itu metode skoring dan pembobotan
digunakan untuk analisis rawan karhutla baik dari aspek tutupan lahan, jenis tanah
maupun jaringan jalan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa wilayah rawan
karhutla di Provinsi Kalimantan Selatan untuk kelas tinggi tersebar di wilayah Kota
Banjarbaru dan beberapa Kabupaten seperti Banjar, Tapin, Hulu Sungai Tengah
(HST), Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Utara (HSU), Tabalong, dan
Balangan. Adapun dari aspek tutupan lahan yang mendominasi wilayah dengan
kelas kerawanan tinggi karhutla adalah belukar rawa, rawa, dan perkebunan. Untuk
kelas kerawanan tinggi karhutla dari aspek jenis tanah tersebar terutama di lahan
gambut, sedangkan dari aspek aksesibilitas kerawanan semakin tinggi jika semakin
dekat dengan jalan. Forest and land fires (Karhutla) in South Kalimantan Province occur every
year, the distribution of hotspots in South Kalimantan has experienced instability
from 2012 to 2023, as well as the area of forest and land fires in South Kalimantan
Province. The area of forest and land fires in South Kalimantan Province in 2023 is
190,394 ha, wider than the forest and land fires that have occurred since the last 5
years. Conditions like this really require mapping of forest and land fire prone areas
to support future mitigation measures. For this reason, this study aims to analyze
the distribution of forest and land fire prone areas in South Kalimantan Province.
The method used is spatial analysis, where in this study the buffer process is used
to analyze hotspots against the distance from the road. Meanwhile, the scoring and
weighting method is used to analyze forest and land fire prone areas from the
aspects of land cover, soil type and road network. Based on the results of the
analysis, it is found that the forest and land fire prone areas in South Kalimantan
Province for the high class are spread in Banjarbaru City and several districts such
as Banjar, Tapin, Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu
Sungai Utara (HSU), Tabalong, and Balangan. As for the aspect of land cover that
dominates areas with high forest and land fire susceptibility classes are swamp
scrub, swamp, and plantations. For the high susceptibility class of forest and land
fires from the aspect of soil type, it is spread mainly on peatlands, while from the
aspect of accessibility, the higher the susceptibility the closer to the road.