Sifat – Sifat Dasar Papan Comply Yang Menggunakan Perekat Poliuretan Dan Melamine Formaldehida
Abstract
Salah satu upaya dalam rangka efisiensi pemanfaatan kayu adalah dengan memanfaatkan limbah kayu menjadi produk papan komposit yang memiliki kualitas tidak jauh berbeda dengan kayu solid dan merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kekurangan bahan baku berkualitas tinggi. Namun, papan komposit khususnya papan partikel memiliki kelemahan yaitu sifat mekanisnya yang lebih rendah dibandingkan dengan kayu solid. Untuk meningkatkan kekuatan papan, telah dikembangkan produk papan partikel yang permukaannya dilapisi anyaman bambu, produk dengan konstruksi demikian disebut comply. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kekuatan papan komposit secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perekat terbaik antara melamine formaldehida dan poliuretan, pengaruh peningkatan nisbah kempa terhadap kualitas papan komposit dan perbandingan sifat-fisis mekanis papan komposit dari limbah akasia dan meranti. Papan komposit yang dibuat merupakan papan komposit yang dilapisi oleh anyaman bambu yang berfungsi sebagai lapisan face dan back. Jumlah anyaman bambu terdiri dari satu lapis, sedangkan lapisan tengah (core) tersusun atas partikel kayu berbentuk chips yang berasal dari aneka limbah kayu Shorea Roxb dan Acacia mangium. Adapun perekat yang digunakan yaitu perekat poliuretan (PU) dan melamine formaldehyde (MF). Dari hasil pengujian sifat fisis diperoleh bahwa nilai kerapatan dan kadar air semua papan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh JIS A 5908-2003. Kadar air terbaik diperoleh papan dari limbah akasia menggunakan perekat MF pada nisbah kempa 1,5, daya serap terbaik untuk perendaman 24 jam diperoleh papan dari limbah meranti menggunakan perekat PU pada nisbah kempa 1,6. Nilai pengembangan tebal terbaik pada perendaman 24 jam diperoleh papan dari limbah meranti menggunakan perekat MF dengan nisbah kempa 1,6. Nilai pengembangan linear terbaik untuk perendaman 24 jam terdapat pada papan komposit dari limbah meranti, menggunakan perekat MF dengan nisbah kempa 1,6. Dari hasil pengukuran sifat mekanis diproleh nilai tertinggi MOR dengan perlakuan nisbah kempa1,6 menggunakan limbah akasia dan perekat MF. Nilai MOE tertinggi diperoleh dari papan dengan limbah akasia dengan perekat MF pada nisbah kempa 1,6, sedangkan untuk pengujian KTSP diperoleh nilai tertinggi pada limbah akasia menggunakan perekat MF pada nisbah kempa 1,4 dan nilai tertinggi IB diperoleh pada limbah akasia dengan perekat MF pada nisbah kempa 1,6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) papan komposit dengan perekat MF memenuhi standar JIS A 5908-2003. 2) papan komposit yang menggunakan perekat MF memiliki sifat fisis mekanis yang lebih baik dibandingkan dengan papan komposit yang menggunakan perekat PU. 3) peningkatan nisbah kempa meningkatkan kualitas papan komposit. 4) papan komposit dari limbah akasia memiliki sifat mekanis yang lebih baik dibandingkan dengan papan komposit dari limbah meranti.
Collections
- UT - Forestry Products [2386]