Pengembangan Lanskap Wisata Budaya Jayengan Kampung Permata Surakarta
Abstract
Jayengan Kampung Permata (JKP) Surakarta sedang dikembangkan sebagai kampung tematik wisata dengan atraksi budaya dan industri kreatif. Pada masa Kerajaan Mataram, JKP menjadi tempat tinggal abdi dalem Keraton Solo dan pedagang dari Suku Banjar. JKP terkenal dengan sejarah perdagangan kerajinan permata dan berlian bermotif pakem Jawa. Suku Banjar yang berprofesi sebagai pengrajin batu perhiasan dan emas juga melakukan jual beli di Kampung Jayengan dan menetap di kampung tersebut hingga turun temurun, sehingga Kampung Jayengan dikenal sebagai “Kampung Kemasan”. Masyarakat JKP juga masih melaksanakan tradisi seperti kirab budaya jawarna dan pembagian bubur samin setiap Ramadhan. Strategi perencanaan wisata di JKP dengan melibatkan masyarakat dalam memproduksi kerajinan dan melestarikan budaya, sejalan dengan Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2016 tentang pengembangan kepariwisataan di Surakarta. Tujuan penelitian ini yaitu pertama mengidentifikasi karakteristik JKP, kedua adalah menganalisa potensi pengembangan wisata JKP, ketiga adalah menyusun strategi pengembangan lanskap wisata JKP.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik penskalaan melalui metode peringkat dan pembobotan langsung berdasarkan penilaian ahli (expert judgement). Teknik zonasi dilakukan dengan menggunakan analisis spasial yang dimodifikasi dengan metode deskriptif kuantitatif tersebut. Analisis dilanjutkan menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) untuk menganalisis strategi pengembangan JKP sebagai kampung lanskap budaya.
Hasil penelitian menunjukkan JKP memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata budaya dengan keunikan budaya, lokasi strategis, keindahan visual dan penerimaan masyarakat dalam pengembangannya. Setelah dilakukan pembobotan pada signifikasi budaya, analisis kelayakan wilayah, dan analisis akseptabilitas kemudian hasil dioverlay untuk menghasilkan zona integrative yang menunjukan dua kampung bernilai sangat potensial untuk dikembangkan yaitu Keparen dan Kartopuran. Analisis SWOT menghasilkan sembilan strategi, dengan lima prioritas utama untuk pengembangan lanskap wisata budaya JKP. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada Pemerintah Daerah Kotamadya Surakarta dalam merencanakan kawasan wisata budaya yang berkelanjutan. Perencanaan tersebut harus mempertimbangkan kelestarian warisan budaya dan kehidupan sosial masyarakat setempat yang berkelanjutan.
Collections
- MT - Agriculture [3787]