Peningkatan Kinerja, Nilai Tambah dan Mitigasi Risiko Rantai Pasok Kopi Arabika Sidikalang Berbasis Sifat Khusus Geografis Wilayah
Abstract
Kopi merupakan salah bahan penyegar yang pertumbuhan peminatnya setiap
tahun terus bertambah secara signifikan. Permintaan terhadap produk kopi tidak
hanya terus meningkat dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Permintaan
konsumen terhadap produk kopi berbasis kualitas pada umumnya berhubungan
dengan produk kopi yang memiliki kualifikasi indikasi geografis yang berarti
produk kopi ini memiliki ciri khas tertentu yang tidak ada di produk kopi lainnya.
Produk dengan kualitas ini membutuhkan penanganan khusus untuk menjamin
kualitasnya. Sehingga produk dengan kualifikasi ini pada umumnya akan dibeli
pada harga khusus juga. Kopi Arabika Sidikalang merupakan salah satu produk
kopi yang sudah terkenal dengan ciri khas produknya sehingga jika ini
dimanfaatkan dengan baik maka akan memberi dampak ekonomi yang signifikan
kepada seluruh anggota rantai pasok.
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi struktur rantai pasok
kopi Arabika Sidikalang, mengukur kinerja rantai pasok kopi Arabika Sidikalang
dengan produk berbasis indikasi geografis, mengukur nilai tambah pada setiap
pelaku rantai pasok kopi Arabika Sidikalang dengan produk kopi berbasis indikasi
geografis, melakukan analisis risiko dan menentukan tindakan mitigasi untuk
mengatasi sumber risiko pada produk kopi Arabika Sidikalang berbasis indikasi
geografis dan melakukan analisa strategi peningkatan kinerja rantai pasok kopi
Arabika Sidikalang berbasis indikasi geografis.
Identifikasi struktur rantai pasok dilakukan dengan menggunakan metode
Van der Vorst, pengukuran kinerja rantai pasok dilakukan dengan menggunakan
model Supply Chain Operation Reference (SCOR) dan pembobotan dengan model
Analytical Hierarchy Process (AHP). Pengukuran nilai tambah dilakukan dengan
menggunakan model Hayami, analisis risiko dan mitigasi risiko dilakukan dengan
menggunakan model House of Risk (HOR) dan menentukan strategi peningkatan
kinerja dilakukan model Analitical Hierarchy Process (AHP).
Berdasarkan hasil observasi lapang secara langsung maka didapatkan 6
konfigurasi rantai pasok kopi Arabika Sidikalang dan konfigurasi rantai pasok yang
menggunakan kopi Arabika Sidikalang berbasis indikasi geografis adalah petani,
UMKM dan konsumen dari industri hotel, restoran, kafe (HOREKA). Kinerja rantai
pasok pada pelaku rantai pasok petani, UMKM, industri hotel dan industri restoran
masih pada kategori average dengan nilai kinerja masing-masing adalah 54,21%,
69,45%, 62,88% dan 66,55%. Kategori kinerja pada pelaku rantai pasok industri
kafe berada pada kategori good dengan nilai kinerja 75,07%.
Rasio nilai tambah pada pelaku rantai pasok petani sebesar 26,88% dengan
persentase keuntungan 41,72%. Rasio nilai tambah pada pelaku rantai pasok
UMKM sebesar 75,57% dengan persentase keuntungan 97,69%. Rasio nilai tambah
pada pelaku rantai pasok industri hotel sebesar 57,69% dengan persentase
keuntungan 88,77%. Rasio nilai tambah pada industri restoran sebesar 64,14%
dengan persentase keutungan 90,55%. Rasio nilai tambah pada industri kafe sebesar
71,66% dengan persentase keutungan 93,47%. Sumber risiko dengan nilai ARP
paling tinggi pada pelaku rantai pasok petani adalah inovasi dalam kegiatan
budidaya elum maksimal. Sumber risiko dengan nilai ARP pada pelaku rantai pasok
UMKM adalah ciri khas produk kopi Arabika Sidikalang kurang kurang
ditonjolkan. Sumber risiko dengan nilai ARP pada pelaku rantai pasok pelaku rantai
pasok industri hotel pesanan mendadak dari konsumen memiliki korelasi dengan
tingkat pengunjung hotel. Sumber risiko dengan nilai ARP pada pelaku rantai pasok
pada industri restoran ada event tertentu yang menyebabkan peningkatan
permintaan secara mendadak. Sumber risiko dengan nilai ARP pada pelaku rantai
pasok industri kafe adalah harga produk relatif lebih tinggi dari bahan penyegar
lainnya. Prioritas tindakan mitigasi risiko yang diberikan pada pelaku rantai petani,
UMKM, industri hotel, industri restoran dan industri kafe berturut-turut adalah
memberikan panduan dan tata cara budidaya kopi, melakukan pelatihan dan
menerapkan SOP proses pengolahan kopi, melakukan evauasi dan manajemen
inventori bahan baku, mendata pola permintaan mendadak untuk mendukung
manajemen inventori dan bekerjasama dengan pemasok bahan baku dari tempat
berbeda. Alternatif strategi untuk peningkatan kinerja pada rantai pasok kopi
Arabika Sidikalang adalah membangun dan meningkatkan kemitraan antar pelaku
rantai pasok kopi.