Valuasi Ekonomi Jasa Ekosistem dan Interaksi Stakeholders dalam Pengelolaan Kawasan Imbuhan Mata Air Ciburial
Abstract
Pertumbuhan populasi global telah berkontribusi pada peningkatan ekstraksi sumberdaya alam seperti air. Peningkatan jumlah penduduk tanpa adanya pengelolaan ekosistem yang baik dapat menyebabkan kelangkaan air melalui peningkatan permintaan pangan dan infrastruktur yang menyebabkan perubahan penggunaan lahan. Kelangkaan air diperparah dengan dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim. Iklim dan bumi memiliki hubungan yang erat, karena perubahan iklim dapat memengaruhi ketersediaan air melalui defisit curah hujan yang dapat mengurangi pengisian ulang air tanah.
Fenomena tersebut terjadi di Kabupaten Bogor yang merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Kabupaten Bogor merupakan wilayah penyangga ibu kota DKI Jakarta, sehingga perkembangan pembangunan dan perekonomian terjadi dengan pesat di wilayah ini seiring dengan berkembangnya wilayah Jakarta. Perkembangan perekonomian yang terjadi di Kabupaten Bogor mendorong peningkatan jumlah penduduk sebagai akibat urbanisasi dari wilayah lain. Kondisi tersebut menuntut bertambahnya kebutuhan dan pelayanan dasar, salah satunya pemenuhan air bersih.
Kabupaten Bogor menggunakan berbagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan air wilayahnya, salah satunya mata air Ciburial. Mata air tersebut merupakan sumber air terbesar dan tertua di Kabupaten Bogor. Namun, debit mata air Ciburial mengalami penurunan selama 17 tahun terakhir hingga lebih dari 50%. Penurunan tersebut disebabkan oleh perkembangan faktor antropogenik di kawasan imbuhan mata air Ciburial dan perubahan iklim. Perkembangan permukiman, industri, dan kegiatan pertanian di kawasan imbuhan juga berdampak terhadap kualitas mata air Ciburial. Adanya hubungan antara ekosistem di hulu kawasan imbuhan dengan kuantitas dan kualitas air, menunjukkan bahwa kelestarian ekosistem di kawasan imbuhan penting untuk dijaga sebagai upaya perlindungan area resapan mata air.
Perlindungan area resapan mata air telah tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor tahun 2021 yang mengatur Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor tahun 2018 – 2023. Pengelolaan ekosistem di kawasan imbuhan mata air Ciburial sebagai upaya perlindungan area resapan mata air dapat tercapai dengan melibatkan berbagai pihak terkait di dalamnya. Kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi penting untuk mencapai pengelolaan bersama kawasan imbuhan demi menjaga kelestarian mata air Ciburial. Oleh karena itu, penilaian jasa ekosistem penyediaan dan pemurnian air, serta analisis interaksi stakeholders dalam pengelolaan kawasan imbuhan mata air Ciburial dapat menjadi dasar untuk mencapai pengelolaan mata air yang berkelanjutan.
Studi ini menunjukkan empat hasil utama. Pertama, hasil air berupa aliran dasar (baseflow) di kawasan imbuhan mata air Ciburial berfluktuasi dan diprediksi akan menurun di masa mendatang dalam menghadapi perubahan iklim. Volume air historis tahun 2011 - 2020 tidak berubah secara signifikan, meskipun terdapat peningkatan tutupan lahan permukiman sebesar 20% pada periode tersebut. Sementara, proyeksi 20 tahun mendatang menunjukkan bahwa total baseflow tahunan menurun sekitar 5,2% saat terjadi perubahan iklim di bawah skenario SSP370 dan SSP585. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perubahan total water yield di kawasan imbuhan mata air Ciburial lebih sensitif terhadap perubahan iklim dibandingkan dengan perubahan penggunaan lahan.
Kedua, pada tahun 2011 – 2020, nilai ekonomi jasa penyediaan air di kawasan imbuhan mata air Ciburial berfluktuasi tergantung pada harga air dengan tren keseluruhan yang cenderung meningkat. Nilai ekonomi jasa ekosistem penyediaan air di kawasan imbuhan mata air Ciburial mencapai Rp240,83 miliar/tahun pada tahun 2020. Proyeksi masa mendatang tahun 2021 - 2040 di bawah skenario SSP370 dan SSP585 juga menunjukkan bahwa nilai ekonomi jasa penyediaan air semakin meningkat. Oleh karena itu, pemeliharaan ekosistem di kawasan imbuhan mata air Ciburial menjadi penting, mengingat tingginya nilai ekonomi jasa ekosistem tersebut dan perannya dalam menyediakan air di Kabupaten Bogor.
Ketiga, nilai ekonomi jasa ekosistem pemurnian air dari 380 rumah tangga pengguna mata air sebesar Rp126.762.300,00/tahun. Nilai jasa ekosistem tersebut direpresentasikan dengan kesediaan membayar rumah tangga pengguna mata air untuk menikmati jasa ekosistem pemurnian air yang lebih baik. Nilai tersebut menunjukkan seberapa besar masyarakat sekitar mata air bergantung pada kualitas mata air Ciburial. Hasil estimasi tersebut juga menunjukkan kontribusi yang bersedia dibayarkan oleh masyarakat sekitar mata air untuk melestarikan ekosistem di kawasan imbuhan agar kualitas mata air Ciburial tetap terjaga.
Keempat, berdasarkan hubungan antar stakeholders dalam pengelolaan kawasan imbuhan mata air Ciburial, aktor yang memiliki pengaruh dan ketergantungan paling tinggi terhadap aktor lainnya adalah DPUPR dan BAPPEDA. DPUPR merupakan aktor utama yang berperan dalam pembangunan dan pengembangan di bidang sumberdaya air di Kabupaten Bogor. Sementara, BAPPEDA berperan dalam perencanaan dan pengembangan di Kabupaten Bogor, salah satunya adalah pembangunan sumur resapan untuk melindungi area resapan mata air di kawasan imbuhan mata air Ciburial. Selanjutnya, berdasarkan hubungan antar aktor terhadap tujuan pengelolaan kawasan imbuhan mata air Ciburial, BAPPEDA dan DLH memiliki konvergensi yang sangat kuat, sehingga kedua aktor tersebut dapat bersinergi dalam pengelolaan kawasan imbuhan mata air Ciburial.
Penelitian ini merekomendasikan tiga kebijakan. Pertama, melakukan upaya konservasi ekosistem vegetasi di kawasan imbuhan mata air Ciburial, mengingat besarnya nilai ekonomi jasa ekosistem di kawasan tersebut. Kedua, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan selaku pengguna utama mata air Ciburial, dapat mengimplementasikan mekanisme pembayaran jasa lingkungan terhadap penyedia jasa ekosistem di hulu kawasan imbuhan. Ketiga, merencanakan pengelolaan kolaboratif dengan melibatkan stakeholders yang relevan dengan pengelolaan kawasan imbuhan mata air Ciburial, serta mengintegrasikan program pengelolaan kawasan imbuhan mata air Ciburial ke dalam tugas para pemangku kepentingan sebagaimana yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Bogor.
Collections
- MT - Economic and Management [2984]