Erosi di Areal Tumpangsari Tegakan Pinus merkusii Jungh. et De Vriese Umur 1 Tahun (Studi Kasus di KPH Tasikmalaya, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat)
Abstract
Perubahan tata gnna lahan dalam DAS sepertihalnya konversi lahan hutan menjadi lahan non hutan dapat menyebabkan tetjadinya peningkatan erosi dan aliran permukaan. Dalamjangka panjang adanya peningkatan erosi dan aliran permukaan dapat menyebabkan menurmmya kesuburan tanah di DAS yang mengalami erosi dan tetjadi banjir di daerah bagian hilir dari DAS. Banyaknya dampak ncgatif yang dapat ditimbulkan. akibat tetjadinya erosi yang disebabkan tetjadinya perubahan ekosistcm hutan membuat para ahli meneari suatu eara nntuk mengetahui laju erosi di suatu kawasan. Pada saat ini telah banyak dikembangkan model erosi untuk memperkirakanjumlah erosi di lapangan. Hasil prakiraan erosi menggnnakan model-model yang umumnya dikembangkan di luar daerah tropis sering kali memberikan nilai prakiraan erosi yang lebih besar dibandingkan nilai erosi di lapangan. Tujuan melakukan penelitian ini adalah mengetahui lajn erosi, aliran permukaan dan tingkat bahaya erosi di areal tumpangsari dengan beberapa kondisi penutupan lahan dan tofografi yang berbeda, membandingkan erosi hasil pengnkuran dengan erosi hasil pendugaan, mencari hubnngan antara enrah hujan dengan erosi, mencari hubnngan antara curah hujan dan aliran permukaan. Dan mengctahui SDR (sediment delivery ratio) di areal turnpangsari. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan antara bulan Agnstus sampai bulan Ob.10ber 2000 bertempat di wilayah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, Wilayah Ketja RPH Tenjowaringin, BKPH Singaparna, KPH Tasikmalaya. Areal penelitian merupakan areal tumpangsari tanaman Pinus merkusii Jungh. et de Vriese yang berumur I tahun. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah patok, clinometer, kompas, meteran, mistar, drum, pipa paraJon, botol sampel air, kertas saring, oven, timbangan, dan alat pengnkur eurah hujan. Metode pengnkuran dan pendugaan erosi dilakab.-ukan dengan 3 maeam metode yaitu metode I, pengnkuran tanah tererosi menggunakan plot pengnkuran erosi dan aliran permukaan (EI), metode 2, pengnkuran tanah tererosi menggunakan tongkat ukur (E:,), dan metode 3, pendugaan tanah tererosi menggnnakan mocliftkasi rumus USLE (E3). Dari data yang diperoleh yang dieari hubungan antar variable menggnnakan analisis regresi linier sederhana. Analisa sidik ragam dari hubungan yang dihasilkan dilakukan dengan meng"ounakan Program Systat Rea/ease 9. Hasil pengnb.'Uran erosi dan aliran permukaan menggunakan metode I selama 3 bulan pengamatan menunjukkan adanya perbedaan besamya aliran permukaan di kedua plot penehtian tersebut. Pada eurah hujan total 966,1 nun, aliran permukaan di plot A adalah 19,33 mm (2% dari total curah hujan) dan besarnya tanah tererosi 1,90 ton Iha. Sedangkan di plot B aliran permukaan yang terjadi adalah 2,60 mm (0,3 % dari jumlah curah hujan) dan tanah tererosi sebesar 0,30 tonlha .. Apabila besarnya aliran permukaan dan erosi yang teIjadi di plot A dan plot B dibandingkan maka akan diperoleh perbandingan 7,4 : 1 untuk aliran permukaan dan 6,4 : 1 nntuk erosi. Berdasarkan perbandingan tersebut terlihat bahwa jumlah aliran pernlukaan dan erosi di plot A lebih besar dari jumlah aliran permukaan dan erosi di plot B. Adanya perbedaan jumlah aliran permukaan dan erosi yang teIjadi di kedua plot tersebut disebabkan oleh interaksi berbagai faktor yang mempengarnhinya antara lain sifat tanah, kemiringan lereng, sifat vegetasi, dan tehnik konservasi tanah Hasil pengukuran erosi menggunakan metodc 2 (E2) selama 3 bulan pengamatan adalah sebesar 24,51 tonlha di plot A dan sebesar 27,06 tonlha di plot B. Hasil ini lebih besar dibandingkan dengan hasil pengukuran menggunakan metode I (EI) yaitu sebesar 1,90 tonlha di plot A dan sebesar 0,30 tonlha di plot B. Erosi hasil pengukuran menggunakan metode I (EI) dibagi dengan erosi basil pengukuran menggunakan metode 2 (E2) didapat sediment delivery ratio (SDR). Besarnya SDR di plot A sebesar 7,8 % dan 1,1 % SDR di plot B. Dari nilai SDR ini terlihat kecilnya sumbangan sediment yang diterima oleh sungai yang disebabkan sedikitnya aliran permukaan yang teIjadi sebagai media pembawa tanah yang tererosi. Hasil pendugaan tanah tererosi menggunakan metode 3 (E3) yaitu sebesar 5,57 tOn!l13 di plot A dan 70,35 tonlha di plot B,jauh berbeda dengan erosi hasil pengukuran menggunakan metode I(EI) dan metode 2 (E,). Di masing-masing plot, nilai pendugaan erosi (E3) lebih besar dibandingkan erosi hasil penguknran (EI), di plot A ada hubungan antara nilai erosi pendugaan dan penguknran (EI) yang cendernng linier. Sedangkan pendugaan erosi di plot B tidak ada hubungan yang jelas antara nilai pendugaan dengan nilai pengukuran (EI). Berdasarkan persamaan regresi linier yang diperoleh dapat diketahni bahwa di plot A, aliran pennukaan barn teIjadi pada curah hujan lebih besar dari 6,41 rom dan erosi barn teIjadi pada curah hujan lebih besar dari 11,3 rom. Sedangkan di plot B, aliran permukaan teIjadi pada curah hujan lebih besar dari 8,5 mm dan erosi teIjadi pada curah hujan lebih besar dari 11,4 rom. Erosi di Areal Tumpangsari Tegakan Pinus merkusii
Collections
- UT - Forest Management [2836]