Peranan Ekstrak Kulit Buah Jagung (Zea Mays L.) dan Effective Microorganisms 4 (EM-4) untuk Dekomposisi Berbagai Serasah pada Tanah Podsolik Merah Kuning Terhadap Pertumbuhan Semai Acacia mangium Wild
Abstract
Tanaman Acacia mangium Wild merupakan salab satu jenis pohon yang memenuhi persyaratan untuk tumbuh di Hutan Tanaman Industri (HTI). Hal ini dikarenakan cepat tumbuh, mempunyai daur yang singkat, tumbuh pada kisaran daerah yang Iuas dengan keadaan ikIim, topografi dan tanah yang berbeda-beda dan tidak menutut tempat tumbuh dengan persyaratan yang tinggi. Pemanfaatan bahan organik sebagai media semai setelab melalui proses pengomposan merupakan salab satu altematif pemecaban untuk mengatasi kelemaban penggunaan tanah bagian atas dan mencegab terjadinya kerusakan lingkungan akibat pengambilan tanah Iapisan atas yang terus menerus dalam jumlab besar. Pemanfaatan serasab Gmelina, Balsa, Akasia dan ditambah arang sekam serta dedak nntuk kompos dengan dekomposisi EM-4 dan ekstrak kulit buabjagung yang merupakan salah satu altematif pemecaban untuk mengatasi penggunaan tanab Iapisan atas. Tnjuan penelitian yang dilakukan adalab : untuk mengetabui pengarub pemberian Effective Microorganisms 4 (EM·4) dan ekstrak kulit buah jagung pada berbagai serasah terhadap pertumbuhan semai Acacia mangiu111 Wild. Hipotesa dari penelitian ini adalah pemberian Effective Microorganisms 4 (EM·4) dan ekstrak kulit buab jagung pada berbagai serasab dapat meningkatkan perturnbuhan semai Acacia mangium Wild. Penelitian dilaksanakan di rumab kaca Lab. Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB dan analisis tanah dilakukan di SEAMEO BIOTROP, Tajur Bogor. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Mei - September 2000. Bahan-baban yang digunakan dalam penelitian ini adalab benih Akasia (Acacia mangillm Wild.), pasir, tanah PMK yang berasal dari Jasinga Kabupaten Bogor, baban-baban untuk analisis kimia dan fisik tanah serta bahan bokashi : serasah balsa, serasah akasia, serasah gmelina, dedak, air, arang sekam, EM-4 dan molase atau gula pasir. Sedangkan alat yang digunakan adalah POiYCllP, karung goni, gelas ukur, timbangan, kaliper, saringan, kamp~r, ember, solder, panci, penggaris dan alat-alat anal isis kimia dan fisik tanah. Penelilian ini meliputi dua kegiatan utama yaitu persiapan penelitian dan pelaksanaan penelitian. Persiapan penelitian meliputi : (l) ekstraksi kulit jagung (2) pembuatan bokashi berbagai serasah (3) pengomposan serasab dengan ekstrak kulit jagung (4) pematahan dormansi benih (5) persiapan media kecambah (6) penaburan benih pada media kecambab dan (7) persiapan media tumbuh. Sedangkan pelaksanaan penelitian meliputi : (1) penyapihan (2) pemeliharaan dan (3) pengamatan parameter. Parameter yang diamati adalah tinggi semai, diameter semai, berat kering total (BKT), nisbah pueuk akar (NPA), kekokohanlvigor semai, indeks mutu bibit (1MB) dan analisis media semaL Raneangan pereobaan yang digunakan adalah raneangan pereobaan RAL pola faktorial 4 x 3, Faktor media tumbub (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu Mo : tanah Podsolik Merah Kuning (PMK); M, : serasab Gmelina (70%) + tanab PMK (30%); M, : serasgh Balsa (70%) + tanab PMK (30%) dan M, : serasab Akasia (70%) + tanab PMK (30%), Faktor pemberian EM-4 serta ekstrak kulit buah jagung (E) yang terdiri dari 3 taraf yaitu Eo: tanpa dekomposer (air); E, : diberi tambahan EM-4 dan 13, : diberi tambaban ekstrak kulit buah jagung. Masing-masing kombinasi perlakuan diulaog 5 kali. Untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan, maka dilakukan perbandingan bergaoda dengao uji wilayah berganda (Uji Duncan). Pengolahan data menggunakan sofware statistik SAS release 6.04. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis media tumbub (M) dan perlakuan pemberian ekstrak (E) berpengarub sangat nyata atau mempengarubi pertumbuban semai Acacia l11angilll11 umllr to minggu yang terlihat pada semua parameter. perlakuan. Sedangkan interaksi keduanya (M*E) mempengaruhi hampir semua parameter, hanya pada parameter kekokohan tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan semai Acacia mangill11l umur to minggu dipengaruhi oleh jenis media tumbuh dan ekstrak yang diberikan pada baban media tumbuh. Dengan kata lain bahwa pertumbuban semai dipengaruhi oleh interaksi kedua faktor (media tumbuh dan ekstrak). Rata-rata pertambahan tinggi terbesar untuk semai Acacia mangium yang diamati selama 10 minggu dihasilkan pada media M3 (kompos akasia 70 % + tanah PMK 30 %) yaitu sebesar 16.2 em atau meningkat sebesar 87.02 % bila dibandingkan kontrol yang memiliki rata-rata pertambahan tinggi 8.7 em. Sedangkan perlakuan pengomposan dengan pemberian dekomposer (ekstrak) yang berbeda mempengaruhi nilai rata-rata pertambahan tinggi semaL Rata-rata tinggi terbesar dihasilkan pada media yang diberi perlakuan effektive Microorganisms 4 (EM-4) (EI) yaitu sebesar 20.8 em atau meningkat 132.38 % dibandingkan kontrol. Interaksi antar perlakuan yang diberikan memberikan pertambahan tinggi terbaik pada kombinasi media M3EI (kompos akasia : tanah PMK 7 : 3 dengan perlakuan EM-4) dellgan nilai ratarata pertambahan tinggi sebesar 30.1 em atau meningkat 318.61 % terhadap kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan komposisi media tanam dengan menggunakan berbagai serasah serta perlakuan pemberian dekomposer (EM-4 dan ekstrak kulit buab jagung) mampu meningkatkan kandungan N, dimana N merupakan salab satu unsur hara makro yang sangat essensial bagi peltumbuhan tanaman bagian atas (tinggi dan diameter) sehingga pertumbuban tinggi semai pada media serasah lebih dibandingkan tanah PMK. Pertainbaban diameter rata-rata terbesar pada semai Acacia mangillm dihasilkan oleh media M3 (kompos akasia 70 % + tanab PMK 30 %) yaitu sebesar 1.09 mm atau meningkat 79.66 % dibandingkan kontrol. Media tanam yang diberi perlakuan dengan EM-4 temyata memiliki rata-rata peltambahan diameter paling besar (1.39 rnm) atau meningkat 142.36 % terhadap kontrol. 1nteraksi antara jenis media tumbuh dengan ekstrak pendekomposisi sangat berbeda nyata pada taraf uji Fo.o,. Kombinasi perlakuan yang menghasilkan pertambahan diameter terbaik adalah M3EI yaitu sebesar 2. I 6 rnm atau meningkat sebesar 298.39 % dibandingkan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa serasah akasia yang didekomposisi EM-4 mampu menyediakan hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu penambahan tanah PMK pada kompos akasia dapat meningkatkan peltnmbuhan diameter karena memperbaiki aerasi dan drainase kompos akasia Kekakohan semai Acacia mangium umur 10 minggn siap tanam yang baik adalah 10 - 20 dengan asumsi tinggi semai 20 - 40 dan diameter 0.02 cm. Perlakuan media semai yang memiliki kekakohan yang terbaik adalah pada media tanah PMK (MO) sebesar 10. Sedangkan perlak-uan MI, M2 dan M3. menghasilkan nilai kekokohan yang tidak berbeda jaub (hampir sama). Nilai kekokohan semai perlakuan media semuanya masih dalam selang kekakohan semai yang baik yaitu 10 - 20, sehingga apabila semai ditanarn dilapangan tidak mudah patah dan dapat lebih cepat beradaptasi. Media M, ( kompos akasia (7) : Tanah PMK (3) ) memberikan rata-rata berat kering total terbesar yaitu sebesar 0.4030 gram atau meningkat 358.99 % terhadap kontrol. Perlakuan pendekomposer yang memberikan Berat Kering Total (BKT) terbaik adalah pemberian EM-4 yang memiliki rata-rata BKT 0.5374 gram atau meningkat 549.25 % terhadap kontrol. Sedangkan pada kombinasi perlalman M,E, ( kompos akasia (7) : Tanah PMK (3) dengan EM-4 ) memiIiki rata-rata nilai BKT terbesar yaitu 1.0413 gram atu meningkat 1072 % terhadap kontrol. Media tanah PMK (Mo) memberikan nisbah pucuk akar terbaik yaitu sebesar 2.9 diilmti aleh media M, ( kompos akasia (7) : Tanah PMK (3) ) dengan nilai sebesar 3.3, media M, (kompos gmelina (7) : Tanah PMK (3) ) dengan nilai sebesar 3.9 dan M, (kompos balsa (7) : Tanah PMK (3) ) dengan nilai sebesar 4.0. Pemberian ekstrak k-ulit buah jagung memberikan NP A terbaik yaitu 2.9 diikuti oleh pemberian air dengan nilai 3.1. Sedangkan perlaknan dengan EM-4 menghasilkan NPA yang terbUluk yaitu sebesar 4.6. Hal ini menunjukkan bahwa pada pemberian EM-4 pertumbuhan akar lebih lanlbat daripada pucuk, sehingga pertumbuhan semai tidak seimbang. Pada media tanah PMK, pertumbuhan akar dan pucuknya lebih seimbang sehingga memberikan nilai NP A yang baik. Pada interaksi perlakuan kombinasi M,E, ( kompos akasia (7) : Tanah PMK (3) dengan ekstrak kulit buah jagung ) memberikan nilai NPA terbaik yaitu sebesar 2.3. Pada umunmya bibit yang memiliki nilai NP A yang terlaiu tinggi akamya mempunyai kemampuan hidup di lapangan yang lebih dibandingkan dengan bibit yang memiliki nilai NP A rendah. Indeks Mutu Bibit terbaik dihasilkan pada media M, ( kompos akasia (7) : Tanah PMK (3) dengan nilai sebesar 0.0241 atau meningkat 247.33 % terhadap kontrol. Pada perIak'Uan dekomposer EM-4 memberikan 1MB terbaik yaitu 0.0309 atau meningkat 332.87 % dibandingkan dengan hasil pemberian air atau ekstrak kulit buah jagung karena antara perlakuan pemberian air biasa dan pemberian ekstrak kulit buahjagung memiliki nilai 1MB yang sarna yaitu 0.071.
Collections
- UT - Forest Management [2836]