Pendugaan Viabilitas Benih Sengon Buto (Enterolobium Cyclocarpum Griseb.) dengan Berbagai Metode Uji Cepat
Abstract
Kegiatan pembangunan kehutanan khususnya pembangunan hutan tanaman dewasa ini sangat Sengon buto (Enterolobium cyclocarpum Griseb.) merupakan salah satu tanaman kehutanan dari famili Leguminosae yang direkomendasikan untuk ditanam dalam program reboisasi dan HTI. E. cyclocarpum adalah salah satu jenis pohon asing (exotic) dengan sosok pertumbuhan cepat, penanamannya tidak terlalu sulit dan kayunya dapat digunakan untuk perkakas, furniture, kayu panel, kaso, saluran air, bahan kontruksi dan bahan baku pulp. Faktor-faktor inilah' yang mendorong pengembangan jenis ini uiltuk pembangunan HTI. Kegiatan penanaman dalam skala yang luas seperti dalam pembangunan HTI tersebut, akan memerlukan benih bermutu tinggi dalam jumlah besar dan tersedia dengan cepal. Untuk memperoleh benih bermutu, kegiatan pengujian mutu benih merupakan salah satu unsur yang cukup menentukan. Pengujian viabilitas benih dengan mengecambahkan secara langsung di bak kecambah memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 30 hari sehingga informasi mengenai viabilitas benih tidak dapat segera diketahui. Untuk memperoleh viabilitas benih dalam waktu singkat, telah dikembangkan beberapa metode uji cepat viabilitas benih. Metode uji cepat viabilitas benih merupakan suatu metode cepat untuk menentukan viabilitas benih diantaranya adalah uji tetrazolium topografis, uji hidrogen peroksida (H,O,) dan cutting test (uji pembelahan benih). Tujuan penelitian ini adalah (I) untuk menentukan kriteria benih viabel dan non viabel pada benih E. cyclocarpum berdasarkan uji tetrazolium topografis, H,O, dan cutting test, (2) untuk mendapalkan korelasi dugaan daya berkecambah antara hasil uji cepat viabilitas benih E. cyclocarpum (uji tetrazolium topografis, H,O, dan cutting test) dengan dugaan daya berkecambah hasil uji perkecambahan secara langsung. Metode penelitian terdiri dari beberapa lahap kegiatan, yaitu (I) sterilisasi bahan dan alat, (2) seleksi benih, (3) tehnik pengusangan, (4) penelitian pendahuluan, meliputi: pengamatan struktur tumbuh benih; pembuatan larutan; penentuan pengkondisian benih, konsentrasi dan lama perendaman larutan tetrazolium dan H,O" (5) penelitian utama, meliputi : persiapan benih; perendarnan benih dalam larutan tetrazolium dan H,O,;. pembelahan benih untuk cutting test; pengecambahan benih untuk uji perkecambahan langsung serta evaluasi hasil pengujian. Hasil penelitian pendahuluan uji tetrazolium topografis menunjukkan bahwa perendaman keping benih dalam larutan TZ 0,5 % selama 4 jam memberikan pewarnaan terbaik pada struktur tumbuh benih E. cyclocarpum. Sedangkan hasil penelitian pendahuluan uji H,O, yang memberikan pemunculan kecambah paling cepat dan panjang adalah dengan melubangi ujung kulit benih dan merendamnya dalam lamtan H,O, 0,5 % selama 5 hari. Berdasarkan hasil pengujian, penentuan kriteria benih viabel dan non viabel untuk masingmasing metode uji cepat adalah pada uji tetrazolium topografis kriteria benih viabel dicirikan oleh pola pewamaan radikel dan plumula berwama merah dan merah muda serta kotiledon minimal mempunyai pola pewamaan 40 % merah atau maksimal 15 % tidak berwama (putih), sedangkan benih yang mempunyai pola pewamaan merah, merah muda sampai dengan putih serta kotiledon maksimal mempunyai pola pewamaan 40 % merah atau minimal 15 % putih digolongkan benih non viabel. Untuk uji H,O, benih viabel dicirikan dengan pemunculan radikel dengan panjang ;, I mm dan benih yang tanpa pemunculan radikel tennasuk benih non viabel. Sedangkan pada culling test benih viabel dicirikan dengan strukrur tumbuh benih berwama kuning dan nampak segar serta benih non viabel bila strukrur tumbuh benih berwama kuning kecoklatan, kering dan embrionya kosong. Hasil penelitian utama dengan menggunakan uji t dan uji korelasi terhadap metode uji cepat viabilitas benih, yaitu uji tetrazolium topografis, H,O, dan cUlling test menunjukkan bahwa ketiga metode uji cepat tersebut dapat digunakan untuk menduga viabilitas benih E. cyclocarpum. Dari ketiga metode uji cepat yang dilakukan pada benih E. cyclocarpum menunjukkan bahwa hasil uji yang memiliki keeratan paling tinggi adalah uji tetrazolium topografis ( r ~ 99,26%), sedangkan uji H20, dan cutting test masing-masing adalah sebesar r ~ 97,05 % dan r ~ 92,71 %.
Collections
- UT - Forest Management [2835]