Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor biji kakao indonesia di Malaysia, Singapura dan Cina
Abstract
Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan yang memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia. Hingga saat ini perkembangan ekspor kakao Indonesia masih didominasi oleh produk primer yaitu ekspor dalam bentuk biji kakao. Indonesia adalah produsen ketiga komoditas kakao dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Meskipun produsen utama berasal dari negara berkembang, namun pengimpor kakao terbesar berasal dari negara maju dengan pasar utama wilayah Eropa. Akan tetapi, Indonesia belum mampu memasuki pasar Eropa secara maksimal, sehingga fokus utama ekspor biji kakao Indonesia masih terbatas di wilayah Amerika Serikat dan wilayah Asia. Benua Asia merupakan pengimpor ketiga biji kakao dunia. Malaysia dan Singapura merupakan negara tujuan utama ekspor kakao Indonesia. Kedua negara tersebut menempati urutan pertama dan ketiga. Cina adalah negara ke delapan tujuan ekspor kakao Indonesia. Meskipun demikian Cina berpotensi besar menjadi tujuan utama ekspor biji kakao Indonesia di masa depan mengingat jumlah penduduk Cina yang sangat besar dan perkembangan industri hilir kakao Cina yang semakin berkembang. Dari data lima tahun terakhir (2004 hingga tahun 2008) perdagangan biji kakao Indonesia ke wilayah Malaysia, Singapura dan Cina masih mengalami fluktuasi dan belum maksimal sehingga perlu dianalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor biji kakao Indonesia ke tiga wilayah tersebut. Berdasarkan teori, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor terdiri dari harga domestik tujuan ekspor, harga impor negara tujuan ekspor, pendapatan per kapita negara tujuan ekspor, selera penduduk negara tujuan ekspor, harga di pasar internasional, nilai tukar efektif dan volume ekspor tahun sebelumnya. Dalam penelitian ini hanya akan dianalisis pada empat faktor yang diduga mempengaruhi permintaan ekspor biji kakao Indonesia di Malaysia, Singapura dan Cina. Adapun data-data yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor biji kakao Indonesia terdiri dari : harga ekspor biji kakao Indonesia, populasi penduduk Malaysia, Singapura dan Cina, nilai tukar mata uang negara pengimpor terhadap US$, dan pendapatan per kapita Malaysia, Singapura dan Cina. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berbentuk pooled (panel) tahun 1992 hingga 2007. Jenis data yang digunakan diperoleh dari beberapa instansi terkait seperti Departemen Pertanian, Asosiasi Kakao Indonesia serta penelusuran internet (Uncomtrade, International Finance Statistics, United Nation, International Cocoa Organization dan International Monetary Fund). Metode pengolahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode panel data. Pengolahan data dilakukan menggunakan program Eviews 6 dan Microsoft Excel 2007. Selain itu, dilakukan juga analisis deskriptif untuk menjelaskan hubungan antara variabelvariabel yang mempengaruhi volume ekspor biji kakao Indonesia di Malaysia, Singapura dan Cina. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa permintaan ekspor biji kakao Indonesia di Malaysia, Singapura dan Cina dari tahun ke tahun terus meningkat meskipun jumlah permintaannya masih berfluktuatif. Dari hasil estimasi dengan menggunakan panel data melaui pendekatan fixed effect diketahui bahwa dari empat variabel yang digunakan terdapat satu variabel yang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan ekspor biji kakao Indonesia yaitu variabel harga ekspor. Hal ini dikarenakan harga ekspor biji kakao Indonesia di pasar internasional lebih rendah dibanding harga pesaing. Sehingga peningkatan harga ekspor biji kakao di Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan ekspor biji kakao Indonesia. Implikasi terhadap penelitian ini diharapkan pemerintah memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada seluruh stake holder kakao agar meningkatkan mutu biji kakaonya sehingga harga kakao Indonesia dapat meningkat, menjaga kestabilan nilai tukar baik di negara pengekspor maupun di negara pengimpor, memperbaiki kondisi perekonomian sehingga tingkat GDP per kapita negara pengekspor dan pengimpor dapat meningkat dan diharapkan pada penelitian selanjutnya variabel-variabel yang belum dianalisis pada penelitian ini dapat dibahas lebih lanjut.