Potensi Pengembangan Ekowisata Berbasis Pelestarian Cenderawasih di Sawendui, Kabupaten Kepulauan Yapen
Abstract
Sawendui adalah lokasi potensial bagi pelestarian cenderawasih yang merupakan
satwa endemik dan khas Papua. Populasi cenderawasih terus menurun dari tahun
ketahun tetapi tidak disertai dengan perubahan status dalam Redlist IUCN dan
Appendix CITES. Perlu adanya kesadaran untuk menekan laju penurunan populasi
cenderawasih dengan tetap memberikan manfaat terutama pada masyarakat. Ekowisata
dapat menjadi salah satu pendekatan konservasi cenderawasih karena keberhasilannya
untuk pelestarian berbagai jenis satwaliar termasuk burung telah ditunjukkan di
beberapa tempat. Namun demikian, perlu adanya penelitian untuk menilai potensi
ekowisata dan peluang pengembangannya.
Tujuan penelitian ini adalah mengukur potensi Objek Daya Tarik Wisata Alam
(ODTWA), mengukur dukungan stakeholder, memetakan dan mengkategorikan
stakeholder, serta mengukur potensi pengembangan ekowisata berbasis pelestarian
cenderawasih di Sawendui kabupaten Kepulauan Yapen. Potensi ODTWA didapatkan
dari analisis persepsi 35 responden melalui analisis kuantitatif dengan bantuan
kuesioner. Dukungan stakeholder serta pemetaan stakeholder diperoleh dari 16
responden yang terbagi menjadi 5 kategori pentahelix (masyarakat, pengusaha,
pemerintah, akademisi, dan media) melalui analisis triangulasi data kuesioner dan
wawancara mendalam. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk
membantu mendapatkan potensi pengembangan melalui 7 pakar. Potensi ODTWA,
dukungan stakeholder dan potensi pengembangan ekowisata dikategorikan menjadi 3
yaitu potensi rendah, potensi sedang, dan potensi tinggi. Pemetaan stakeholder
digunakan dengan melihat kepentingan dan pengaruh stakeholder dan dikategorikan
sebagai subject, key player, context setter, dan crowd.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 17 indikator potensi (ODTWA)
sebanyak 14 indikator memiliki potensi tinggi, sedangkan 3 indikator lainnya
berpotensi sedang yaitu prasarana transportasi, sarana listrik, dan sarana kuliner.
Dukungan stakeholder menunjukkan bahwa tingkat kepentingan dan pengaruh untuk
banyak stakeholder terhadap pengembangan ekowisata tergolong masih rendah sampai
sedang. Hanya kepentingan masyarakat yang tergolong tinggi dalam pengembangan
ekowisata. Hasil analisis klasifikasi peran stakeholder menunjukkan bahwa masyarakat
berperan sebagai subject, pemerintah sebagai key player, media sebagai context setter,
dan akademisi serta pengusaha berperan sebagai crowds. Secara keseluruhan nilai
pengembangan ekowisata berbasis konservasi burung cenderawasih di Sawendui
adalah 3,146 yang berarti bahwa potensi pengembangan ekowisata berbasis pelestarian
burung cenderawasih di Sawendui berada pada tingkat sedang.
Guna meningkatkan peluang pengembangan ekowisata berbasis pelestarian
burung cenderawasih di Sawendui maka pemerintah perlu meningkatkan jumlah dan
kualitas prasarana transportasi dan sarana listrik. Pemerintah sebagai key player juga
perlu melakukan pemberdayaan masyarakat, mendorong media untuk mempromosikan
potensi ODTWA Sawendui, mendorong pengusaha mengembangkan sarana kuliner,
mendorong akademisi untuk menggali nilai konservasi dan ODTWA lain di Sawendui