Perubahan Penutupan Lahan Taman Nasional Kerinci Seblat dan Faktor yang Mempengaruhi di Kabupaten Kerinci, Jambi
Abstract
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan taman nasional yang memegang peranan penting bagi keseimbangan ekosistem dan penyangga di wilayah Sumatera bagian tengah dan selatan dengan luas 1.368.000 Ha yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi termasuk spesies satwa liar dan vegetasi hujan tropis yang terdiri dari 4000 spesies flora, 37 jenis mamalia, 139 jenis burung, 10 jenis reptil, 6 jenis amphibi, dan 6 jenis primata. Di era otonomi daerah sekarang ini hampir seluruh kawasan hutan di daerah-daerah mengalami ancaman kerusakan yang sama, seperti illegal loging, perladangan berpindah, kebakaran hutan, dan konflik lahan di dalam kawasan hutan oleh masyarakat ditambah lagi dengan peraturan daerah dengan pusat mengenai pengelolaan sumberdaya alam yang belum sinergis. Lebih kurang 52 % luas total kabupaten Kerinci termasuk dalam kawasan TNKS sehingga masyarakat sekitar kawasan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sangat tergantung pada keberadaan kawasan tersebut. Untuk itu kelestarian kawasan taman nasional sangat tergantung pada sikap masyarakat dan perhatian khusus dari Pemda, pengelola TNKS dan para pihak (stakeholder) dalam mengelola dan membuat kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam dan kawasan. Pada saat TNICS selalu di ekploitasi secara besar-besaran untuk memanfaatkan kekayaan alami yang terkandung didalamnya sehingga TNKS yang ada menjadi berkurang baik secara kualitas maupun kuantitas. Perubahan ini erat hubungannya dengan kesejahteraan masyarakat. Besarnya perubahan lahan terutama kawasan hutan dapat mengakibatkan berbagai macam dampak negatif bagi masyarakat seperti tanah longsor, Banjir, kekeringan, terganggunya fungsi ekologis dan hidrologi, intmsi air laut, naiknya suhu permukaan bumi dan sulitnya prediksi musim hujan dan kering yang sangat mempengaruhi hasil pertanian dan perkebunan rakyat, dari segi keanekaragaman hayati dengan adanya perubahan lahan mengakibatkan terganggunya habitat satwa liar yang ada di kawasan dan bisa mengakibatkan kelangkaan dan kepunahan jenis baik flora maupun fauna. Untuk itu, mengingat semakin meningkatnya ancaman terhadap kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang disebabkan oleh aktivitas manusia sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan penutupan laban. Maka perlu adanya pengkajian tentang perubahan lahan dan faktor yang menyebab terjadinya perubahan lahan dari aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Salah satu teknologi yang paling efisien untuk mengevaluasi dan memonitoring setiap perubahan lahan di kawasan TNICS adalah Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografis (SIG)