Optimalisasi Produksi Karet Olahan RSS (Ribbed Smoked Sheet) (Kasus : Perkebunan Widodaren, PT Jember Indonesia, Kabupaten Jember, Jawa Timur)
Abstract
Salah satu subsektor pertanian yang penting adalah perkebunan yang hasilnya banyak diekspor ke negara – negara lain termasuk di dalamnya komoditas karet. Karet alam yang diekspor banyak menunjang perekonomian negara karena hasil devisa yang diperoleh dari karet alam cukup besar. Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terluas di dunia dengan luas areal 3.262.291 hektar. Bersama dua negara tetangga yaitu Malaysia dan Thailand menjadi pemasok utama karet dunia sejak 1920-an. Produk karet olahan RSS (Ribbed Smoked Sheet) merupakan salah satu produk karet alam olahan berupa lembaran – lembaran (sheet) yang populer digunakan sebagai bahan baku terutama bermacam – macam industri karet. Permintaan karet olahan mengalami kenaikan setiap tahun karena maraknya industri ban dan industri pemakai karet lainnya terutama permintaan dari industri kendaraan bermotor. Kebutuhan yang tinggi akan karet alam olahan di dunia tentunya akan mendorong pengusahaan lahan karet dan pengolahan karet di Indonesia. Pemanfaatan potensi perkebunan karet dapat dilakukan terutama di Pulau Jawa khususnya Jember yang banyak terdapat lahan perkebunan khususnya perkebunan karet. Jawa Timur yang mempunyai areal perkebunan paling luas di pulau Jawa. Perkebunan Widodaren yang telah berkiprah selama kurang lebih 32 tahun menghasilkan produk olahan karet alam yaitu berupa RSS 1, RSS 2 dan produk ikutan RSS yaitu Cutting A. Produk olahan RSS 1 merupakan produk andalan yang menghasilkan keuntungan terbesar bagi Perkebunan Widodaren karena tingkat produktivitas yang paling tinggi di antara produk olahan lainnya, yaitu sekitar 90 persen dari total produk karet olahan yang dihasilkan oleh Perkebunan Widodaren. Dengan adanya kebutuhan akan karet olahan yang semakin meningkat dari masa ke masa menyebabkan permintaan akan karet olahan tersebut meningkat pula. Akan tetapi pada kenyataannya, produksi karet olahan terutama RSS I pada perkebunan Widodaren sangat fluktuatif selama tahun 2006 dan 2007. Hal ini biasa terjadi pada musim hujan yang menyebabkan penyadapan pohon agak terhambat dibandingkan pada bulan – bulan sebelumnya. Produksi karet yang tidak tetap juga disebabkan karena penggunaan sumberdaya yang kurang optimal, dimana kondisi tersebut menyebabkan adanya sumberdaya yang berlebih yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung sebesar biaya kelebihan tersebut. Adanya permasalahan ini akan menimbulkan kendala dalam memenuhi permintaan terhadap karet olahan yang semakin meningkat dengan bahan baku karet olahan. Selain itu pabrik tidak bisa memproduksi pengalokasian produk karet kering untuk pembuatan RSS I dengan tepat dan menyebabkan pabrik mengalami kekurangan bahan baku (karet kering) atau kelebihan bahan baku. Pabrik dinilai tidak produktif karena tidak bisa menghasilkan produk karet olahan RSS I dengan optimal dan tidak sesuai dengan target yang direncanakan sebelumnya. Karena adanya permasalahan dalam Perkebunan Widodaren maka perlu diadakan analisis kombinasi produksi optimal produk karet olahan di perkebunan Widodaren yang dapat memaksimumkan keuntungan sekaligus memenuhi permintaan pasar, analisis alokasi penggunaan input/sumberdaya pada perkebunan Widodaren agar dapat mencapai kondisi yang optimal, analisis pengaruh penambahan batasan baru pada penggunaan input/sumberdaya dan laba kontribusi total bagi setiap produk karet olahan. Dilakukan analisis terhadap proses produksi, harga pokok penjualan, harga jual serta berbagai kendala (batasan) yang dimiliki oleh pabrik pengolahan getah karet lateks di Perkebunan Widodaren dengan unit analisis pada pabrik Ribbed Smoked Sheet Kebun Widodaren yang dalam hal ini mengolah lateks. Tujuan analisis data tersebut adalah untuk menggambarkan kondisi pabrik Ribbed Smoked Sheet Kebun Widodaren saat ini, menganalisis tingkat produksi karet olahan yang dapat memberikan keuntungan maksimal dengan sumberdaya yang tersedia serta untuk menganalisis pengaruh perubahan – perubahan terhadap produksi dan harga. Kendala – kendala yang masuk dalam model pemrograman linear untuk produksi Ribbed Smoked Sheet meliputi kendala di kebun dan kendala di pabrik. Kendala – kendala tersebut adalah : kendala bahan baku lateks yang dihasilkan di kebun Widodaren, bahan penolong Asam Semut, kendala taksasi produksi, kendala jam tenaga kerja, kendala ketersediaan jam mesin dan kamar, kendala syarat komposisi produksi. Berdasarkan hasil analisis optimalisasi produksi karet olahan di Perkebunan Widodaren, diketahui bahwa pengolahan yang dilakukan masih belum optimal. Seluruh bahan baku lateks yang didapat dari kebun telah diolah tapi masih belum menghasilkan keuntungan yang maksimal. Pengolahan karet di Perkebunan Widodaren mempunyai penerimaan optimal sebesar Rp 2.761.067.000,- pada tahun 2006 dan 2007. Kombinasi produk optimal pada tahun 2006 dan 2007 adalah RSS 1 sebesar 94 persen, RSS 2 sebanyak 5 persen dan Cutting A sebesar 1 persen. Sumberdaya yang menjadi pembatas utama dalam perkebunan Widodaren adalah taksasi produksi RSS 1, yaitu penambahan satu unit sumberdaya ini akan mempengaruhi nilai optimal maupun produksi optimal pada perkebunan Widodaren. Sedangkan sumberdaya bahan baku lateks, bahan penolong asam semut, HOK, jam mesin semuanya terdapat nilai sisa, yang berarti sumberdaya – sumberdaya tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat menyebabkan efisiensi yang buruk pada perkebunan Widodaren. Kondisi optimal dicapai dengan mengoptimalkan persediaan bahan baku lateks, bahan penolong, HOK dan jam kerja mesin. Analisis sensitivitas koefisien fungsi tujuan memperlihatkan batas keuntungan per Kilogram Karet Kering produk yang masih boleh diijinkan untuk dinaikkan sebesar Rp dan nilai kenaikan yang tak terhingga. Pada kendala bahan baku lateks, bahan penolong asam semut, HOK, jam mesin semuanya mempunyai range yang tidak terbatas untuk dinaikkan yang berarti kenaikan sumberdaya tersebut tidak berpengaruh pada nilai optimal perkebunan Widodaren karena jumlahnya berlebih.
Collections
- UT - Agribusiness [4248]