Formulasi strategi pengembangan bisnis kentang (Solanum tuberosum L.) pada PT. DaFa Teknoagro Mandiri Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Abstract
Indonesia yang dikenal sebagai salah satu negara agraris yang bersuhu tropis dimata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Produk hortikultura yang termasuk di dalamnya tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias dan tanaman obat merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar baik domestik maupun pasar internasional. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi, gandum dan jagung. Selain itu kentang juga salah satu komoditi unggulan sayuran yang bernilai tinggi dan sampai saat ini masih terus diusahakan di Indonesia secara komersial. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis kentang adalah PT. DaFa Teknoagro Mandiri. Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi bibit tanaman buah dan sayur-sayuran seperti kentang dan pisang, tanaman hias seperti krisan dan anggek serta tanaman hutan seperti jati emas melalui teknik kultur jaringan dan saat ini tengah mengembangkan pembudidayaan dan pemasaran kentang sebagai unit bisnisnya. Selain itu, perusahaan juga sebagai pengumpul kentang yang dihasilkan oleh petani-petani yang berada disekitar perusahaan. Penelitian ini memfokuskan pada penentuan strategi di tingkat unit bisnis serta turunannya pada tingkatan strategi fungsional, yang berkaitan dengan berbagi hal mengenai pengembangan usahanya Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi dan menganalisis peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT. DaFa Teknoagro Mandiri dalam menjalankan bisnisnya, (2) Merumuskan formulasi strategi bagi PT. DaFa Teknoagro Mandiri sendiri berdasarkan faktor eksternal dan internal perusahaan dan (3) Menentukan prioritas strategi yang tepat untuk diimplementasikan oleh PT. DaFa Teknoagro Mandiri dalam pengembangan bisnisnya. Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung, penyebaran kuesioner dan wawancara langsung dengan pihak manajemen perusahan. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dari buku, majalah, jurnal, laporan penelitian terdahulu, Lembaga Sumber Informasi IPB, Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian dan situs internet. Data dan informasi penelitian ini diperoleh dari kondisi PT. DaFa Teknoagro Mandiri yang diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara kualitatif. Pengolahan data ini dimaksudkan untuk merancang alternatif strategi pengembangan usaha kentang pada PT. DaFa Teknoagro Mandiri dengan pendekatan konsep manajemen strategi. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis lingkungan perusahaan agar dapat mengetahui apa yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan (SWOT) yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis kuantitatif digunakan pada Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Perumusan strategi dilakukan melalui tiga tahap yaitu Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE dan Matriks SWOT, sedangkan untuk menentukan prioritas strategi yang dihasilkan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal menghasilkan rumusan mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Peluang-peluang yang ada pada lingkungan eksternal diantaranya kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan usaha agribisnis, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, munculnya cafe-cafe atau rumah makan vegetarian yang khusus menyediakan masakan sayur-sayuran, meningkatnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya nilai gizi, kemajuan teknologi yang semakin pesat serta kekuatan tawar menawar petani kentang yang lemah. Ancaman yang dihadapi perusahaan diantaranya adalah perdagangan bebas antar negara, banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat, adanya produk substitusi dengan fungsi yang sama, bargaining power perusahaan terhadap pembeli lemah serta kekuatan tawar menawar pemasok saprotan tinggi. Berdasarkan perhitungan menggunakan Matriks EFE maka diperoleh peluang dan ancaman terbesar yang dihadapi perusahan yaitu kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan usaha agribisnis dan banyaknya perusahaan sejenis di Jawa Barat. Identifikasi terhadap faktor-faktor internal menghasilkan rumusan mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan yaitu kualitas kentang yang akan dipasarkan sangat baik dan kontinuitas barang sangat terjamin, perusahaan telah memiliki pelanggan tetap, memiliki relasi luas serta baik dengan pihak pemasok, jalur pemasaran yang pendek, adanya sistem pembayaran langsung dan tepat waktu, memiliki tenaga kerja yang terampil, perusahaan telah berbadan hukum, kentalnya suasana kekeluargaan dan sifat gotong royong mulai dari karyawan hingga pimpinan. Sedangkan kelemahan yang dimiliki perusahaan antara lain penggunaan lahan dan kapasitas produksi belum optimal, pengimputan data keuangan belum menggunakan sistem akuntansi yang baik, kondisi alam yang kurang sesuai dengan syarat tumbuh kentang, kegiatan penelitian dan pengembangan masih belum dilakukan oleh pihak perusahaan, kurang agresifnya dalam mempromosikan produk, belum teratur dalam pemberian pelatihan kepada karyawan baru. Kekuatan dan kelemahan utama yang dimiliki oleh perusahaan berdasarkan perhitungan dengan Matrik IFE adalah kualitas kentang yang dihasilkan sangat baik dan kontinuitas barang sangat terjamin dan penggunaan lahan dan kapasitas produksi belum optimal. Berdasarkan hasil perhitungan Matriks EFE dan Matriks IFE maka diperoleh total skor keduanya yaitu sebesar 2,525 dan 3,113. Berdasarkan penggabungan hasil dari total skor yang dihasilkan pada matriks IE, maka dapat diketahui posisi perusahaan saat ini berada pada kuadran IV yang berarti perusahaan dalam tahap tumbuh dan bina (Grow and Build) dengan strategi intensif dan integratif. Analisis SWOT yang dilakukan menghasilkan 8 rumusan strategi. Ke-8 strategi yang dihasilkan tersebut merupakan hasil dari pencocokan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada Matriks SWOT. Setelah didapat beberapa alternatif kemudian dilanjutkan dengan analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Berdasarkan analisis matriks QSPM, dari total nilai daya tarik rata-rata yang diperoleh, urutan implementasi pilihan strategi terbaik adalah melakukan kegiatan pemasaran yang intensif dan lebih agresif kepada konsumen perusahaan sendiri, konsumen pesaing dan calon konsumen dengan nilai TAS sebesar 6,255. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu (1) Perusahaan sebaiknya lebih fokus pada tahap persiapan menuju pengembangan. Hal ini dikarenakan perusahaan baru berkecimpung dalam kegiatan pembudidayaan dan pemasaran kentang sehingga strategi yang digunakan merupakan strategi-strategi dasar yang menentukan langkah perusahaan dimasa yang akan datang, (2) pada aspek produksi, perusahaan harus mampu memanfaatkan dan memaksimalkan jumlah lahan yang dimiliki agar jumlah produksi dapat meningkat sehingga diharapkan penerimaan perusahaan juga meningkat, (3) perusahaan sebaiknya segera menjalankan strategi terbaik secara efektif berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, yaitu melakukan kegiatan pemasaran yang intensif dan lebih agresif kepada konsumen perusahaan sendiri, konsumen pesaing dan calon konsumen karena strategi tersebut memiliki nilai daya tarik yang tertinggi untuk diterapkan berdasarkan kondisi eksternal dan internal perusahaan dan (4) suasana kekeluargaan dan sifat gotong royong mulai dari karyawan hingga pimpinan perusahaan harus tetap dijaga karena untuk menghadapi persaingan dan masalah yang ada dalam perusahaan, diperlukan kerjasama tim yang baik agar masalah tersebut dapat dihadapi dengan baik tanpa ada perpecahan.
Collections
- UT - Agribusiness [4611]