Audit pemasaran pada kebun wisata pasir mukti Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Abstract
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan hayati yang cukup besar. Pariwisata adalah salah sektor yang memanfaatkan sumber daya alam. Wisatawan menyukai wisata yang menyatu dengan alam seperti kegiatan pertanian, outbound, dan memancing. Selain itu, masyarakat menginginkan lokasi wisata yang mengandung unsur pendidikan bagi putra-putrinya seperti agrowisata. Agrowisata bagian dari Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) minat khusus dimana Jawa Barat merupakan propinsi dengan jumlah ODTW minat khusus terbanyak ke dua. Kabupaten Bogor (Kab Bogor) salah satu wilayah di Jawa Barat yang berpotensi untuk mengembangkan agrowisata karena bagian dari kawasan andalan pariwisata Bogor-Puncak-Cianjur. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kab Bogor tiga tahun belakangan ini mengalami peningkatan. Hal tersebut secara tidak langsung mengakibatkan jumlah lokasi wisata di Kab Bogor terus meningkat dari 30 lokasi tahun 2004 menjadi 47 lokasi tahun 2008. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan yang semakin tinggi diantara lokasi wisata khususnya agrowisata. Kebun Wisata Pasir Mukti (KaWePe) merupakan salah satu agrowisata di Kab Bogor. Saat ini KaWePe mengalami permasalahan yakni tidak tercapainya target pengunjung tahun 2008 sebanyak 120.000 orang hanya tercapai 118.000 orang. Selain itu, selama enam tahum berada dalam industri pariwisata keberadaan KaWePe relatif belum diketahui masyarakat umum. Maka dari itu, ditengah kondisi persaingan yang tinggi serta perubahan lingkungan yang semakin tidak menentu memicu KaWePe melakukan audit pemasaran untuk mengetahui posisi perusahaan pada kondisi persaingan untuk lima tahun mendatang. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis profil lingkungan internal (Company Alignment Profile) yang diterapkan KaWePe, (2) menganalisis profil lingkungan eksternal (Competitive Setting Profile) mencakup pelanggan, pesaing, dan perubahan lingkungan bisnis yang dihadapi KaWePe, (3) menganalisis kesesuaian strategi perusahaan dengan kondisi lingkungan eksternal perusahaan melalui analisis kesenjangan (Gap Analysis), serta (4) menganalisis efektivitas sumber daya pemasaran (Marketing Effectiveness Review) yang dimiliki KaWePe. Penelitian dilaksanakan pada Kebun Wisata Pasir Mukti (KaWePe) yang terletak di Jalan Raya Tajur Km4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Maret sampai Mei 2009. Penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling, dimana pemilihan responden dipilih secara sengaja. Responden yang digunakan yaitu responden internal dan responden eksternal. Responden internal meliputi Manajer Sale & Marketing KaWePe, Manajer HRD & Umum KaWePe, serta Kepala Penelitian dan Pengembangan KaWePe. Sedangkan responden eksternal meliputi pengunjung KaWePe, Kepala Seksi Agrowisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab Bogor (Disbudpar), Kepala Seksi Promosi Disbudpar Kab Bogor, serta bagian Seksi Program Disbudpar Kab Bogor. Adanya keterlibatan pihak eksternal dalam penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang iii lebih objektif. Jenis dan sumber data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui observasi di lapangan, wawancara mendalam, dan pengisian kuesioner. Data sekunder diperoleh dari data perusahaan, literatur yang terkait topik penelitian, serta instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian, misalnya BPS Nasional, BPS Kab Bogor, Disbudpar Kab Bogor. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner Competitive Setting Profile (CSP), Company Alignment Profile (CAP), serta Marketing Effectiviness Review (MER). Metode pengolahan dan analisis data menggunakan konsep competitive audit, The Strategic Marketing Plus 2000 serta strategi kontrol (Marketing Effectiviness Review). Hasil audit terhadap CAP diperoleh CAI sebesar 3,41 (skala 1-5) dengan standar deviasi 0,45 (≤0,5). KaWePe berada pada posisi marketing oriented company (perusahaan 3C) menuju market driven company (perusahaan 3,5C). bentuk perusahaan marketer menuju spesialis. Hasil audit terhadap CSP diperoleh CSI sebesar 3,71 (skala 1-5) dengan standar deviasi 0,36 (≤0,5) Situasi persaingan yang dihadapi KaWePe untuk lima tahun mendatang yaitu persaingan 3,5C yakni shopisticated (canggih). KaWePe akan menghadapi pesaing yang semakin ganas, perubahan lingkungan semakin diskontinu, serta konsumen diperlakukan secara khusus sebagai pelanggan. Hasil analisis kesenjangan diperoleh kesenjangan negatif sebesar 0,30. Nilai tersebut mengindikasikan strategi, taktik, dan nilai KaWePe ketinggalan dalam menghadapi persaingan yang akan terjadi. Menyikapi hal tersebut KaWePe harus meninjau ulang strategi yang ditetapkan sesuai dengan situasi persaingan yang akan dihadapi. Orientasi pemasaran harus diarahkan pada perusahaan 3,5C (Market Driven Company) yakni perusahaan spesialis. Sedangkan audit MER diperoleh MEI 21,67 (skor 0-30), menggambarkan tingkat efektifitas sumber daya pemasaran KaWePe sangat baik. Hasil audit pada CSP dan CAP menunjukkan orientasi pemasaran harus diarahkan pada posisi market driven company (bentuk perusahaan 3,5C). Alternatif strategi pemasaran KaWePe difokuskan pada elemen-elemen pemasaran yang saat ini belum sesuai dengan kondisi persaingan untuk lima tahun mendatang, diantaranya: (1) KaWePe sebaiknya memperhatikan kembali target pasar dari pengunjung paket dan pengunjung umum terutama sekolah; (2) KaWePe sebaiknya memposisikan dirinya menjadi beberapa identitas berbeda pada setiap ceruk pasar. KaWePe memposisikan dirinya sebagai lokasi wisata pintar, unik, berkualitas, dengan pelayanan terbaik untuk pengujung paket. Pada pengunjung umum memposisikan dirinya sebagai lokasi wisata pintar, lengkap, dan ramai; (3) KaWePe sebaiknya menerapkan taktik penjualan solusi untuk mengatasi permasalahan konsumen; (4) KaWePe sebaiknya memperhatikan kembali pelayanan kepada pengunjung dalam hal pemberian materi dilakukan secara komunikatif melalui tanya jawab dan pemberian hadiah, menambah lembar evaluasi untuk peserta paket, pembuatan lokasi pusat informasi KaWePe di depan Front Office, penambahan fasilitas wisata sesuai kebutuhan konsumen seperti kolam renang dan kelengkapan outbound, serta pembuatan papan penunjuk arah untuk memudahkan pengunjung; (5) KaWePe sebaiknya memperbaharui stuktur organisasi yakni menyatukan divisi dan sub divisi yang memiliki tugas sama dan berhubungan.
Collections
- UT - Agribusiness [4251]