Penentuan Masak Fisiologis, Pematahan Dormansi, dan Invigorasi Menggunakan Plasma-activated Water dan Ultrafine-bubble Water pada Benih Okra
Date
2024Author
Amiruddin, Siti Nur Syam Ismaniza
Widajati, Eny
Qadir, Abdul
Purwanto, Yohanes Aris
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanaman okra umumnya diperbanyak secara generatif. Salah satu kendala
utama perbanyakan tanaman ini adalah rendahnya mutu benih yang disebabkan oleh
pemanenan benih tidak sesuai dengan masak fisiologis dan adanya dormansi yang
dapat menghambat perkecambahan benih. Peningkatan mutu benih sangat penting
terutama dalam penentuan waktu panen yang tepat pada saat benih telah masak
fisiologis. Mutu benih yang tinggi dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman. Pengujian viabilitas dan vigor benih dapat menunjukkan mutu
fisiologis benih. Teknologi peningkatan mutu benih telah berkembang pesat,
termasuk penggunaan Plasma-activated Water (PAW) dan Ultrafine-bubble Water
(UFBW) untuk meningkatkan viabilitas dan vigor benih. Penelitian mengenai
UFBW dan PAW terus berkembang, metode ini menjadi sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai metode peningkatan vigor benih terutama benih okra. Okra
varietas Naila IPB belum memiliki informasi terkait masak fisiologis benih yang
tepat. Skarifikasi kimia menggunakan H2SO4 sudah banyak dilakukan, tetapi
perlakuannya terhadap benih okra masih sedikit yang melakukannya. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat masak fisiologis
benih okra, pematahan dormansi benih okra melalui skarifikasi kimia, serta invigorasi
benih okra dengan dua lot berbeda yaitu: benih yang telah lama disimpan (satu tahun)
dengan benih yang masih baru (fresh seed) dengan tujuan untuk mendapatkan variasi
lot yang berbeda dan membandingkan kedua lot tersebut dengan pemanfaatan
teknologi PAW dan UFB water.
Penelitian terdiri atas tiga percobaan. Percobaan pertama dirancang faktor
tunggal yang disusun secara rancangan acak lengkap (RAL) yakni tingkat
kemasakan buah terdiri atas 3, 4, 5, 6 minggu setelah antesis (MSA). Percobaan
kedua adalah pematahan dormansi benih okra mengggunakan H2SO4 dirancang dua
faktor menggunakan RAL. Faktor pertama: konsentrasi larutan H2SO4 terdiri atas
empat taraf yaitu kontrol, 60%, 70%, dan 80%. Faktor kedua: durasi perendaman
terdiri atas empat taraf yaitu kontrol, 3, 5, dan 8 menit. Percobaan ketiga disusun
dua faktor secara RAL. Faktor pertama adalah 4 lot benih (LM 5, LM 6, LB 5, dan
LB6) dengan waktu penyimpanan berbeda (benih segar dan benih penyimpanan
satu tahun). Faktor kedua adalah invigorasi benih menggunakan UFB (oksigen
terlarut 20 ppm) dan PAW10, 20, dan 30 (paparan PAW selama 10, 20, dan 30
menit), perendaman aquades sebagai kontrol positif. Faktor benih yang tidak diberi
perlakuan digunakan sebagai kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masak fisiologis benih okra tercapai
pada 5 MSA berdasarkan bobot kering benih, daya berkecambah, indeks vigor, dan
kecepatan tumbuh benih yang mencapai maksimum. Warna polong tingkat masak
5 MSA adalah moderate olive brown dan warna benih adalah dark greyish purple.
Perlakuan H2SO4 meningkatkan daya berkecambah dari 61% (kontrol) menjadi
98,1%. Perlakuan yang efektif untuk pematahan dormansi berdasarkan bobot kering
iv
kecambah normal, indeks vigor, dan kecepatan tumbuh yaitu konsentrasi H2SO4
70% dengan durasi perendaman 8 menit. Perlakuan PAW10 mampu meningkatkan
indeks vigor lot benih yang telah disimpan satu tahun dari 64,5% menjadi 86% dan
PAW20 dari 66,5% menjadi 87%. Perlakuan PAW10, 20, dan 30 nyata
meningkatkan indeks vigor dan kecepatan tumbuh pada benih baru yang dipanen 5
MSA.
Kata kunci: mutu benih, peningkatan vigor, viabilitas, warna benih, warna polong
Collections
- MT - Agriculture [3787]