Uji coba sero (Sero Waring) dengan konstruksi jaring menaik di Perairan Kamal Muara, Jakarta
Abstract
Sero merupakan alat penangkap ikan tradisional yang termasuk ke dalam klasifikasi set net jenis eri ami. Sero bersifat menetap dan berfungsi sebagai alat penangkap ikan yang melakukan gerakan ke pantai atau yang berhabitat di sekitar pantai. Penggunaan jaring mendk pada sero sebagai alat bantu tambahan pada konstruksi sero belum terpublikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah hasil tangkapan berdasarkan kolistruksi sero biasa dan menggunakan jaring menaik. Uji coba jaring menaik dilaksanakan di perairan Kamal Muara, Jakarta selama 10 hari. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental jishing. Percobaan dilakukan menggunakan dua unit sero (sero waring) yang berukuran dan rancang bangun yang sama, tetapi pada salah satu unit sero tersebut diberi jaring menaik. Hasil tangkapan kedua unit alat tangkap ini diperbandingkan untuk meIihat pengamh penggunaan jaring menaik pada sero. Data ditabulasikan dan dianalisis menggunakan perhitungan matematika sederhana. Perbedaan jumlah hasil tangkapan pada kedua buah unit sero tersebut terlihat sangat nyata. Penggunaan jaring menaik pada sero berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Jumlah total hasil tangkapan dengan jaring menaik sebesar 24,9 kg, sedangkan yang tidak menggunakan jaring menaik sebesar 67,5 kg. Hasil tangkapan yang diperoleh pada kedua unit sero tersebut berjumlah 92,4 kg, didominasi oIeh rajungan (Partunus sp), sedangkan jenis hail tangkapan lainnya adalah rebon (Aceres sp), udang (Penaeus sp) dan ikan. Rajungan yang didapat dari masing-masing alat tangkap sebesar 47 % untuk sero dengan jaring menaik, sedangkan sero yang tidak menggunakan jaring menaik sebesar 48 %. Faktor penyebab terjadinya perbedaan hasil tangkapan tersebut adalah adanya penumpukan sampah pada bagian mulut kantong di unit sero y a g menggunakan jaring menaik. Sampah-sampah tersebut apabila dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan ikan sasaran sulit untuk masuk ke kantong. Faktor lain yang dapat menyebabkan perbedaan hasil tangkapan antara kedua unit sero tersebut adalah kesalahan penempatan dan konstruksi jaring menaik, pemilihan bahan untuk pembuatan jaring menaik tidak tepat, kondisi jaring menaik tidak terikat dengan kencang, pengukuran sudut kemiringan pada jaring menaik yang tidak tepat, masih adanya sudut mati yang diakibatkan oleh bentuk jaring nenaik yang tidak sesuai dengan konstruksi sero.