Pengelolaan Persemaian Bibit Sagu (Jvfelroxylon Sp) 01 Perkebunan P. T. National Timber And Forest Product Unit Btl Murni Sagu, Selat Panjang. Riau
Abstract
Kegiatan m·agang ini bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dan ketrampilan kerja secara langsung di lapangan mengenai budidaya tanaman sagu. Secara kbusus kegiatan magang beltujuan untuk mempelajari dan menganalisis sistim persemaian bibit sagu di Perkebunan P. T. National Timber and Forest Product Unit HTI Mumi Sagu. Kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 5 J-uli sampai dengan 5 No- ~ ~03 di Perkebunan P. T. National Timber and Forest Product Unit HTI Mumi Sagu, Selatpanjang, Riau. Selama magang pekeIjaan dilakukan secara langsung dengan mengikuti semua pekerjaan yang ada di kebun. Selain itu juga dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder yang berhubungan dengan aspek teknis persemaian bibit sagu. Data primer yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis sidik ragam dilaTljutk~n dengan ujl DMRT pada taraf 5 %. Kegiatan teknik budidaya yang diikuti penulis pada saat sebagai karyawan harian kontrak, yaitu penyiapan lahan, pembibitan (persemaian), dan pemeliharaan. Penyiapan lahan terdiri atas beberapa kegiatan seperti perintisan kanal, pemancangan blok, pelorongan, pengajiran (pancang ajir lubang tanam), dan penanaman. Pemeliharaan terdiri atas beberapa kegiatan seperti peneba~an lorong, pemupukan, pruning (penjarangan anakan), dall jleng<::lluaiian halfla dan pcr.yakit. Kegiatan manajerial yang diikuti yaitu sebagai karyawan harian kontrak dan pengawas kegiatan karyawan harian kontrak yang dilakukan di kebun. Penyemaian merupakan suatu tindakan budidaya tanaman yang diantaranya bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan vegetatif suatu bibit atau bahan t&n:un di dalam suatu wadah atau tempat tertentu dengan suatu tindakan pemeliharaan tertentu. Persemaian bibit sagu dilakukan dengan menggunakan sistim kana!. Beberapa keuntungan persemaian dengan menggunakan sistim kanal (air sebagai media) yaitu untuk menghindari serangan hama ulat sagu yang menyerang titik tumbuh sewaktu bibit terdapat di luar, pemeliharaan yang dilakukan lebih sedikit, selain itu ketersediaan air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman sagu, sehingga akan menghasilkan nilai kemampuan tumbuh yang lebih tinggi. Bibit disemai dalam suatu rakit yang terbuat dari pelepah sagu yang telah gugur yang berukuran 0.5 m x 3 m. Hal ini bertujuan agar sewaktu bibit sudah berumur tiga bulan dan siap ditanam, rakit lebih ringan dan dapat ditarik dengan mudah menuju ke petak-petak yang akan ditanam maupun disulam. Penyemaian bibit yang terlalu lama menyebabkan bibit menjadi besar dan sulit untuk dicabut. Bibit yang bagus dalam waktu tiga bulan setelah semai akan keluar dua sampai tiga helai daun. Bibit sagu yang bagus untuk disemai mempunyai eiri-eiri antara lain bib it masih baru dieirikan oleh pelepah yang berwama hijau tua, tidak terkena serangan hama dan penyakit, panjang peJepah minimal 30 em, mempunyai peraKaran yang eukup, bibit sudah berumur agak tua dieirikan oleh kerasnya banir (bonggol bibit). Di persemaian, pertumbuhan bibit sagu sering dijumpai tidak seragam. Perbedaan pertumbuhan tiap-tiap bibit di persemaian selain ditentukan oleh bagus tidaknya suatu bibit, juga ditentukan oleh ukuran bobot bibit, lama waktu penyimjJ'lllail, dan umur bibit. Ukuran bobot bibit berpengaruh terhadap banyak tidaknya kandungan pati yang ada di dalam bonggol (banir) bibit. Kandungan pati yang terdapat di dalam banir akan berfungsi sebagai eadangan makanan yang dibutuhkan pada saat pertumbuhan terutama untuk pembentukan bagian vegetatif bibit pada saat di persemaian.