Pengelolaan dan Nilai Ekonomi Rusa (Cervidae) sebagai Objek Wisata di Penangkaran Rusa Lembah Paniisan Subang
Date
2024Author
Maharani, Shafa Aisya
Masyud, Burhanuddin
Rachmawati, Eva
Metadata
Show full item recordAbstract
Penangkaran Rusa Lembah Paniisan melakukan upaya pengembangbiakan, pelestarian, dan pemanfaatan berkelanjutan terhadap rusa totol (Axis axis) dan rusa timor (Cervus timorensis), termasuk sebagai objek wisata. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengelolaan rusa sebagai objek wisata, menganalisis persepsi pengunjung terhadap pemeliharaan rusa dan preferensi untuk berwisata, serta menghitung nilai ekonomi penangkaran. Metode yang digunakan yaitu survey, observasi lapang, wawancara, dan studi pustaka. Hasil menunjukkan pengelolaan rusa (pakan, kandang, kesehatan, dan reproduksi) tergolong baik serta memiliki tingkat keberhasilan penangkaran dengan kategori tinggi, namun masih diperlukan peningkatan pada beberapa indikator. Pengunjung berpersepsi baik terhadap pemeliharaan rusa dan memiliki preferensi tinggi terhadap kegiatan wisata yang melibatkan interaksi dengan rusa. Nilai ekonomi wisata penangkaran berdasarkan kesediaan membayar pengunjung untuk mendukung pemeliharaan rusa sebesar Rp. 13.262.500 dan untuk mendukung pengembangan wisata sebesar Rp. 8.805.000. Wisata dapat dikembangkan melalui pengembangan teknis pengelolaan rusa dan pembuatan paket wisata berdasarkan segmentasi pasar. Paniisan Valley Deer Breeding focuses on the breeding, preservation, and sustainable utilization of spotted deer (Axis axis) and Timor deer (Cervus timorensis), including using the deers as tourist attraction. This study aims to identify the management of deer as a tourist attraction, analyze visitors' perceptions of deer maintenance and their preferences for tourism, and calculate the economic value of the breeding program. The methods used include surveys, field observations, interviews, and literature studies. The results indicated that deer management (feed, enclosures, health, and reproduction) was good and has a high breeding success rate, though improvements were needed in several indicators. Visitors had positive perception of deer maintenance and high preference for tourism activities involving interaction with deer. The economic value of breeding tourism based on visitors' willingness to pay to support deer maintenance was Rp. 13,262,500 and to support tourism development was Rp. 8,805,000. Tourism could be developed by improving the technical aspects of deer management and creating tour packages through market segmentation.