Pendapatan Usahatani Tomat Berdasarkan Pola Tanam di Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok
Abstract
Usahatani tomat di Kecamatan Lembang Jaya menggunakan pola tanam
monokultur dan polikultur. Kedua pola tanam ini memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing dan dapat memberikan pendapatan yang besar jika
dilakukan dengan teknik yang benar. Tujuan penelitian adalah menganalisis
struktur biaya, penerimaan, pendapatan, dan efisiensi biaya berdasarkan R/C ratio
pada usahatani tomat di Kecamatan Lembang Jaya berdasarkan pola tanam
monokultur dan polikultur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
kepada 45 petani pola tanam monokultur dan 10 petani pola tanam polikultur.
Teknik dalam penentuan sampel adalah purposive sampling. Metode analisis yang
digunakan yaitu analisis pendapatan usahatani, R/C ratio dan uji beda rata-rata.
Hasil penelitian menunjukkan pola tanam polikultur memberikan pendapatan dan
keuntungan usahatani tomat lebih besar daripada pendapatan usahatani tomat
dengan pola tanam monokultur. Pendapatan atas biaya total usahatani tomat dengan
pola
tanam
monokultur dan polikultur berturut-turut yaitu sebesar
Rp19.428.618,14/ha dan Rp108.243.850,56/ha. Nilai R/C atas biaya total pada pola
tanam monokultur dan polikultur berturut-turut yaitu sebesar 1,21/ha dan 2,02/ha. Tomato farming in Lembang Jaya sub-district uses monoculture and
polyculture cropping patterns. These two cropping patterns have their own
advantages and disadvantages and can provide a large income if done with the right
techniques. The research objective was to analyze the cost structure, revenue,
income, and cost efficiency based on the R/C ratio on tomato farming in Lembang
Jaya District based on monoculture and polyculture cropping patterns. Data
collection techniques were carried out by interviewing 45 farmers of monoculture
cropping patterns and 10 farmers of polyculture cropping patterns. The technique
in determining the sample is purposive sampling. The analysis method used is the
analysis of farm income, R / C ratio and mean difference test. The results showed
that the polyculture cropping pattern provided greater income and profit of tomato
farming than the income of tomato farming with monoculture cropping pattern.
Income over total costs of tomato farming with monoculture and polyculture
planting
patterns
respectively
amounted to Rp19,428,618.14/ha and
Rp108,243,850.56/ha. The R/C value of total costs in monoculture and polyculture
planting patterns are 1.21/ha and 2.02/ha, respectively.
Collections
- UT - Agribusiness [4611]