Teknik Sambung Susu pada Bibit Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) Kultivar Kandel
Date
2024Author
Ummah, Kuntum Khaira
Poerwanto, Roedhy
Matra, Deden Derajat
Metadata
Show full item recordAbstract
Teknik sambung susu merupakan teknik grafting dengan kondisi batang
atas dan batang bawah dibiarkan tetap berada pada perakaran masing-masing,
sehingga suplai hara menjadi lebih banyak. Nangka (Artocarpus heterophyllus
Lam.) merupakan tanaman multiguna karena hampir seluruh bagian tanaman dapat
dimanfaatkan, seperti buah muda, buah masak, bahkan kulit buah yang sudah
menjadi limbah. Nangka kultivar Kandel memiliki keunggulan daging buah lebih
tebal, tingkat kemanisan buah lebih tinggi, serta tekstur daging buah yang lebih
krispi. Penelitian bertujuan mendapatkan informasi mengenai kompatibilitas
batang atas (scion) dan batang bawah (rootstock) pada bibit nangka untuk
pertumbuhan optimal hasil grafting. Penelitian menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) satu faktor dengan 3 taraf perlakuan berupa perbedaan umur
batang bawah yaitu 3, 6, dan 9 BST, dengan masing-masing perlakuan terdapat 6
ulangan. Perbedaan umur batang bawah berpengaruh terhadap persentase
kesegaran tanaman dan diameter batang bawah. Namun tidak terdapat perbedaan
yang signifikan pada karakter agronomi batang atas dan diameter batang atas. Approach grafting is a grafting technique where the scion and rootstock are
allowed to remain on their respective roots, so that the nutrient supply becomes
greater. Jackfruit (Artocarpus heterophyllus Lam.) is a multipurpose plant because
almost all parts of the plant can be used, such as young fruit, ripe fruit, and even
fruit skin that has become waste. The Kandel jackfruit cultivar has the advantage
of thicker flesh, a higher level of fruit sweetness, and a crisper flesh texture. The
research aims to obtain information regarding the compatibility of scion and
rootstock in jackfruit seedlings for optimal growth as a result of grafting. The
research used a one-factor Completely Randomized Design (CRD) with 3 treatment
levels in the form of differences in rootstock age, namely 3, 6 and 9 MAP, with 6
replications for each treatment. Differences in the age of the rootstock affect the
percentage of plant freshness and the diameter of the rootstock. However, there
were no significant differences in the agronomic characteristics of the scion and
scion diameter.