Identifikasi Pemetaan Kekeringan Pertanian Berbasis Algoritma TVDI dan SMI di Kabupaten Indramayu.
Abstract
bupaten Indramayu sebesar 79,8 %. Salah satu solusi memitigasi kekeringan
adalah membuat peta kekeringan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi wilayah persebaran yang mengalami kekeringan pertanian
menggunakan metode Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) dan Soil
Moisture Index (SMI). Metode TVDI dan SMI dalam mengindikasikan kekeringan
berfokus pada perbedaan suhu permukaan tanah dan vegetasi. Kedua metode ini
berbasis parameter empirik. Identifikasi sebaran kekeringan lahan pertanian baik
menggunakan metode SMI maupun TVDI menghasilkan sebaran kekeringan lahan
yang mirip. Terjadinya kekeringan tidak dipengaruhi secara langsung oleh curah
hujan. Hal ini dikarenakan sebagian besar lahan sawah di Kabupaten Indramayu
merupakan lahan sawah irigasi. Sawah irigasi mampu mengantisipasi kekeringan
dengan pengairan melalui sungai terdekat. Sedangkan sawah tadah hujan, mampu
diantisipasi dengan metode pompanisasi. Secara visual, sebaran kekeringan
mengalami peningkatan dari tahun 2019 hingga tahun 2023 pada bulan Juni hingga
Agustus sebesar 129.880 ha. Kekeringan yang terjadi ditandai juga dengan
penurunan luas panen di tahun 2019 dan 2023, sebesar 20.341 ha dan 13.975 ha.
Upaya awal menentukan daerah prioritas penanganan kekeringan untuk
meminimalisir kerugian adalah dengan cara pemetaan kekeringan pertanian. Drought is the main cause of crop failure in Indramayu Regency with 79.8%.
One solution to mitigate drought is to create an agricultural drought map. This
research aims to identify the distribution areas that experience agricultural drought
using the Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) and Soil Moisture Index
(SMI) methods. The TVDI and SMI methods of indicating drought focus on
differences in soil surface temperature and vegetation. Both methods are based on
empirical parameters. Identifying the distribution of agricultural land drought using
both the SMI and TVDI methods produces a similar distribution of land drought.
The occurrence of drought is not directly influenced by rainfall. It’s because most
of the rice fields in Indramayu Regency are irrigated rice fields. Irrigated rice fields
can anticipate drought by irrigating through the nearest river. Meanwhile, rain-fed
rice fields can be anticipated with the pompanization method. Visually, the
distribution of drought has increased from 2019 to 2023 in June to August by
129.880 ha. Drought is also characterized by a decrease in harvest areas in 2019
and 2023, amounting to 20.341 ha and 13.975 ha, respectively. Initial effort to
determine priority areas for drought management to minimize losses is by mapping
agricultural drought.