Tolok ukur kinerja keuangan industri peternakan ayam ras terintegrasi di Indonesia tahun 1999-2001
View/ Open
Date
2003Author
Putri, Amalia Keumala
Burhanuddin
Asmara, Alla
Metadata
Show full item recordAbstract
Selama tahun 2000 perekonomian Indonesia menunjukkan pemulihan ekonomi yang semakin kuat dengan pola pertumbuhan ekonomi yang semakin seimbang. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2000 mencapai 4,8%, lebih tinggi dari perkiraan awal tahun Bank Indonesia sebesar 3%-4%. Prospek perekonomian Indonesia tahun 2001 semakin membaik sejalan dengan berbagai perkembangan positif, baik dari sisi eksternal maupun internal. Perkembangan iklim perekonomian Indonesia seperti yang telah disebut diatas tentunya akan memberikan dampak bagi industri peternakan khususnya perunggasan yang telah mengalami pasang surut sejak awal Orde Baru.
Tujuan dari penelitian ini adalah secara umum menganalisis rasio keuangan perusahaan terpilih, yaitu PT. Charoen Pokphand Tbk., PT. Sierad Produce Tbk., PT. Japfa Comfeed Tbk., PT. Cipendawa Agroindustri Tbk. sebagai tolok ukur kinerja keuangan industri peternakan ayam ras di Indonesia dan secara khusus bertujuan untuk manganalisis dan membandingkan tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas dari empat perusahaan terpilih tersebut.
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder, berupa data keuangan PT. Charoen Pokphand Tbk., PT. Sierad Produce Tbk., PT. Japfa Comfeed Tbk., PT. Cipendawa Agroindustri Tbk. dari tahun 1999 sampai tahun 2001 yang terdiri dari: nilai aktiva lancar, aktiva tidak lancar, pasiva lancar, pasiva tidak lancar, ekuitas(modal), penjualan, harga pokok penjualan dan laba bersih.
Berdasarkan hasil yang didapat maka dapat kita lihat bahwa PT. Charoend Pokphand Tbk. selama tahun 1999-2001 mampu mempertahankan keadaan likuiditas perusahaan dengan baik. Sementara itu posisi rasio hutang terhadap modal sendiri berada pada poin tertinggi yaitu 6,0397.79%, akan tetapi perusahaan mempunyai nilai rasio total hutang terhadap total aset yang berada dibawah 100%. Dari segi rentabilitas, pada tahun 2000 seluruh nilai rentabilitas menurun terutama nilai ROE, hal ini terutama dikarenakan pada tahun tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp. (93,644.66), sementara itu nilai ekuitas (modal) juga menurun sebesar 90.12% dibandingkan dengan nilai ekuitas tahun 1999, dari segi ROA pada tahun 2000 perusahaan berada dalam manajemen yang buruk. Nilai Rasio Perputaran Total Aktiva (RPTA) menurun pada tahun 2000 menjadi 1.19, pada tahun 2001 terjadi peningkatan nilai RPTA perusahaan menjadi 1.46 atau meningkat sebesar 22.69%. Nilai Rasio Perputaran Modal Kerja (RPMK) perusahaan meningkat terus. Nilai Rasio Perputaran Aktiva Tetap (RPAT) yang dicapai dari tahun 1999 hingga 2001 adalah sebesar 4.67; 4.49 dan 5.10. ...
Collections
- UT - Agribusiness [4624]