Morfologi dan viabilitas oosit pronukleus mencit setelah vitrifikasi
View/ Open
Date
2001Author
Rumiyati, Endah
Djuwita, Ita
Mohammad, Kusdiantoro
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi dan viabilitas oosit
pronukleus (PN) mencit setelah vitrifikasi. Mencit betina strain Balb/c umur 6-8
minggu (dara) dan 12-16 minggu (induk) disuperovulasi dengan pregnant mare's
serum gonadotropin (PMSG) 5 IU/ekor secara intra peritoneal (ip) dan human
chorionic gonadotropin (hCG) 5 IU/ekor i.p. dengan selang waktu 48 jam dan
dikawinkan dengan pejantan dari strain yang sama dengan perbandingan jantan:
betina 1: 1. Oosit PN dipanen 20-22 jam setelah penyuntikan hCG. Vitrifikasi
dilakukan dengan menggunakan etilen glikol (EG) 30% dalam larutan modified
phosphate buffered saline (mPBS) yang telah diberi tambahan bovine serum albumin
(BSA) 1% dan sukrosa 0,5M. Oosit terlebih dahulu dipaparkan di dalam mPBS +
sukrosa 0,25M dan mPBS sukrosa 0,5M masing-masing selama tiga menit.
Selanjutnya oosit dipaparkan di dalam larutan vitrifikasi dengan konsentrasi EG 30%
selama 30-60 detik untuk metode satu tahap, atau dengan konsentrasi EG 10%
dilanjutkan EG 30% masing-masing selama 30-60 detik untuk metode dua tahap.
Selanjutnya oosit dikemas dalam straw 0,25 ml, dipaparkan di dalam uap nitrogen
cair selama 10 detik dan dimasukkan ke dalam nitrogen cair. Evaluasi dilakukan
setelah proses penghangatan (warming) dengan mengamati morfologi dan viabilitas
oosit dengan pewarnaan diferensial double fluorochrome hoechst-propidium iodine
dan kultur in vitro di dalam medium TCM 199. Hasil yang diperoleh menunjukkan.
bahwa morfologi normal setelah penghangatan pada vitrifikasi metode satu tahap
(82,7%) lebih baik (p<0,05) dibanding dua tahap (63,0%). Viabilitas oosit setelah
vitrifikasi dengan menggunakan pewarnaan hoechst-propidium iodine lebih tinggi
pada vitrifikasi metode satu tahap (56,1%) dibanding dua tahap (32,8%). Viabilitas
oosit dilihat dari perkembangan embrio mencapai tahap pembelahan setelah kultur ...