Efek rebusan batang brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers)
Abstract
Produktivitas ternak ayam dipengaruhi berbagai faktor antara lain pakan ternak, genetik, lingkungan dan penyakit. Koksidiosis merupakan suatu penyakit parasiter yang sering disebut penyakit berak darah dan umumnya ditemukan pada industri peternakan khususnya perunggasan.
Koksidiosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi salah satu spesies coccidia dari Phylum Protozoa, SubPhylum Apicomplexa, kelas Sporozoa (Reid, 1978). Eimeria tenella merupakan Eimeria yang terdapat dalam sekum dan spesies paling patogen pada ayam, diantara spesies Eimeria lainnya. Spesies ini menyebabkan diare berdarah dan sering menimbulkan kematian ayam usia muda (Levine, 1978 dalam Ashadi, 1990).
Pencegahan dan pengobatan koksidiosis biasanya menggunakan preparat sulfa. Tetapi apabila digunakan secara terus menerus menimbulkan resisten dan residu pada daging serta telur ayam. Oleh karena itu diperlukan alternatif pengganti preparat sulfa dengan tanaman obat tradisional seperti brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers). Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers) berkhasiat untuk pengobatan demam, malaria, antidiare, hepatitis dan antihelmentika. (Heyne, 1987). Hal tersebut didasarkan pada kegunaannya sebagai obat anti malaria dan antidiare, mengingat penyebab penyakit malaria masih satu ordo dengan coccidia.
Bahan yang digunakan adalah ayam petelur sebanyak 90 ekor, berumur 21 hari diinfeksi Eimeria tenella dan dikelompokkan menjadi 6 kelompok perlakuan, yaitu kelompok rebusan batang brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers) dosis 100 mg/kg bb, 200 mg/kg bb, 400 mg/kg bb, obat sulfa, kontrol positif dan negatif. Masing-masing kelompok terdiri 15 ekor. Pemberian obat dilakukan per oral dengan menggunakan metoda 3-2-3 (Tiga hari pengobatan, dua hari dihentikan (kosong), tiga hari kemudian pemberian obat).
Pengamatan yang dilakukan selama penelitian adalah pertambahan bobot badan setelah diinfeksi Eimeria tenella dengan cara penimbangan setiap 2 hari, dimulai pada 2 hari hingga 16 hari setelah infeksi. Penghitungan jumlah skizon dalam jaringan sekum ayam pada hari ke-5, 8 dan 14 setelah infeksi dengan pembuatan preparat histopatologi diperiksa secara mikroskopis dengan pembesaran 400 Χ….dst