Kejadian kawin berulang (repeat breeder) pada sapi perah : Studi kasus di PT Taurus Dairy Farm Cicurug, Sukabumi
Abstract
Besarnya kasus kawin berulang (Repeat Breeder) yang terjadi pada peternakan sapi perah rakyat di jalur persusuan pulau Jawa sebesar 28,3% pada tahun 1990 sampai dengan tahun 1992 menyebabkan kerugian yang besar bagi peternak dalam bentuk penurunan produksi susu, peningkatan service perconception dan besarnya biaya penanggulangan yang harus dikeluarkan oleh peternak.
Dari hasil studi kasus di PT. Taurus Dairy Farm, diperoleh data kejadian kawin berulang rata-rata perbulan sebesar 13,2% pada tahun 1999 dan 10,4% pada tahun 2000. Persentase kejadian kasus ini lebih kecil bila dibandingkan dengan kejadian kawin berulang yang terjadi di jalur peternakan rakyat pulau Jawa (28,3%) dan masih di bawah kejadian kasus yang diperoleh dari 100 ekor sapi perah di Amerika sebesar 16%.
Kejadian kawin berulang pada ternak bisa disebabkan oleh kematian embrio dini dan kegagalan fertilisasi yang dipicu oleh faktor pelaksanaan inseminasi buatan, kondisi uterus, lingkungan, kegagalan ovulasi dan genetik. Dari faktor pemicu kejadian kawin berulang tersebut yang mempunyai kemungkinan menjadi penyebab terbesar kawin berulang di PT. Taurus Dairy Farm adalah pelaksaan inseminasi buatan dan faktor lingkungan. Dua faktor ini sangat erat kaitannya dengan faktor kesalahan manusia (human error) dalam pemeliharaan sapi perah.
Sementara itu penanganan atau pengobatan kasus kawin berulang di PT. Taurus Dairy Farm dikelompokkan kedalam dua bagian. Bagian pertama sapi yang diobati dengan menggunakan preparat hormonal yang di suntikan secara intra muskuler dan bagian kedua adalah sapi yang diobati dengan preparat antibiotik. Dari ilustrasi penanganan yang dilakukan pada bulan Januari 1999 dan 2000 didapatkan hasil bahwa penanganan kawin berulang dengan preparat hormonal untuk kasus di Taurus Dairy Farm masih lebih baik dibandingkan dengan pemberian antibiotik. Dengan pemberian preparat hormonal (PGF2a) kesembuhan yang didapat sebesar 60 % pada tahun 1999 dan 100% pada tahun 2000. Sedangkan pemberian antibiotik menberikan kesembuhan sebesar 0% pada tahun 1999 dan 50% pada tahun 2000….