Respon gulma perkebunan kakao belum menghasilkan terhadap aplikasi formulasi herbisida glifosat dan glifosat + 2,4-D
Abstract
Penelitian telah dilaksanakan di Perkebunan Cika- sungka, PT Perkebunan XI, Kabupaten Bogor mulai bulan Nopember 1993 dan berakhir Februari 1994 yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas formulasi herbisida glifosat dan glifosat + 2,4-D pada beberapa tingkat dosis dalam mengendalikan gulma sasaran pada jalur tanaman kakao yang belum menghasilkan.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dilakukan dalam empat ulangan. Percobaan terdiri dari 6 perlakuan yang merupakan kombinasi antara formulasi herbisida dan dosis serta satu kontrol, sehingga diperoleh 28 satuan percobaan. Formulasi herbisida yang digunakan yaitu formulasi glifosat 153.28 g/l dan formula- si glifosat 126.14 g/1+ 2,4-D 238.24 g/l, sedangkan dosis yang digunakan yaitu 2 1/ha, 4 l/ha dan 6 1/ha.
Aplikasi herbisida dilakukan setelah pelaksanaan analisis vegetasi. Pengamatan persentase penutupan gulma total dan keracunan herbisida terhadap tanaman pokok dilakukan pada 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 minggu setelah aplikasi (MSA). Berat kering gulma dominan diamati pada 4, 8, dan 12 MSA.
Spesies gulma dominan yang ada pada areal penelitian adalah Paspalum conjugatum, Ottochloa nodosa, Mikania micrantha, Ischaemum timorense, dan Borreria alata. Persentase penutupan gulma sebelum aplikasi mendekati 100 %.
Hasil pengamatan menunjukan bahwa formulasi glifosat lebih efektif dalam menekan pertumbuhan gulma. Dalam mengendalikan berat kering gulma dominan formulasi glifosat lebih baik dalam menekan gulma dari golongan gulma berdaun pita (grasses). Untuk mengendalikan gulma dari golongan berdaun lebar (broad leaves), formulasi glifosat + 2,4-D yang lebih baik. Sedangkan dalam mengendalikan gulma total kedua herbisida tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pemakaian dosis 2 l/ha sudah dapat untuk mengendalikan gulma secara keseluruhan.
Semua dosis yang dipakai untuk kedua formulasi herbisida aman terhadap tanaman pokok hingga akhir pengamatan tidak ditemui adanya gejala keracunan akibat aplikasi herbisida.