Studi mengenai tingkat pendapatan dan distribusinya serta tingkat kemiskinan rumah tangga pesanggem program perhutanan sosial di kawasan hutan payau
Abstract
Hasil sensus 1980 mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat sekitar hutan terutama di Pulau Jawa keadaan sosial ekonominya sangat miskin yang diiringi dengan ketimpangan distribusi pendapatan. Untuk mempertahankan tingkat hidup subsistennya mereka sangat tergantung dari hasil hutan. Kenyataan ini sering menyebabkan keadaan dimana digarapnya lahan hutan oleh masyarakat sekitarnya tanpa memperhatikan aspek pelestariannya yang tidak jarang menimbulkan sengketa pemilikan lahan antar masyarakat dan antara masyarakat dengan pemerintah (Perum Perhutani). Kawasan hutan payau juga tidak terlepas dari masalah ini. Selain disebabkan oleh kondisi lapar lahan dan lapangan pekerjaan yang dialami masyarakat sekitarnya, kerusakan kawasan hutan payau semakin diperparah oleh tindakan para pengusaha atau kaum pemodal yang sering kali mengeksploitasi kawasan hutan payau menjadi areal produksi untuk tambak intensif, pertanian, industri, dan pemukiman.
Menyadari kenyataan tersebut, maka Perum Perhutani yang bekerjasama dengan Ford Foundation telah berupaya memecahkan masalah yang ada dengan mengembangkan Program Perhutanan Sosial (Sosial Forestry) yang telah berlangsung sejak tahun 1986. Perhutanan Sosial merupakan program pembangunan dan pengamanan hutan guna meningkatkan fungsi-fungsi hutan secara optimal dan seka- ligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. ...