Pengaruh sari buah mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap pertumbuhan dan gambaran darah ikan gurame (Osphrinemus gouramy)
View/ Open
Date
2003Author
Putri, Irene
Sudrajat, Agus Oman
Alifuddin Muhammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu permasalahan dalam budidaya ikan gurame adalah mudahnya ikan gurame terserang penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Sehingga perlu dilakukan suatu usaha untuk mengatasinya, yaitu dengan peningkatan sistem kekebalan tubuh ikan. Tanaman obat yang diduga berperan dalam kekebalan tubuh adalah mengkudu (Morinda citrifolia). Mengkudu merupakan tanaman multi khasiat karena dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian sari buah mengkudu terhadap pertumbuhan dan gambaran darah ikan gurame.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juli 2003 di Kolam Percobaan Bawah Jurusan Budidaya Perairan dan Laboratorium Lingkungan Kesehatan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ikan yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Desa Cimulang, Bogor, dengan bobot awal rata-rata 55 gram. Ikan dipelihara pada hapa berukuran 1x1x1 m dengan kepadatan 10 ekor tiap hapa. Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan, yaitu penambahan 1 ml mengkudu/kg pakan (A), 10 ml mengkudu/kg pakan (B), 100 ml mengkudu/kg pakan (C) dan kontrol, tanpa penambahan sari buah mengkudu pada pakan (K) dengan 3x ulangan untuk tiap perlakuan. Perlakuan penambahan sari buah mengkudu dilakukan dengan cara penyemprotan pada pakan, dengan jenis pakan berupa pelet terapung. Selama penelitian berlangsung, ikan uji diberi pakan secara at satiation, dengan frekuensi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Sampling terhadap pertumbuhan dan kualitas air dilakukan setiap seminggu sekali. Pengamatan terhadap gambaran darah dilakukan 3x, yaitu pada minggu 0, 3, 6, dengan parameter yang diukur kadar haemoglobin, sel darah merah, sel darah putih, diferensial leukosit
Pada perlakuan A (1 ml mengkudu/kg pakan), B (10 ml mengkudu/kg pakan), C (100 ml mengkudu/kg pakan), kontrol diperoleh data mengenai pertumbuhan ikan gurarne, dengan bobot akhir rata-rata untuk tiap perlakuan yaitu 64,04; 63,14; 62,03; 66,64 g, laju pertumbuhan harian sebesar 0,42; 0,33; 0,17; 0,53%. Rendahnya nilai laju pertumbuhan individu pada perlakuan penambahan mengkudu diduga karena mengkudu mengandung asam kapril. Kelangsungan hidup tidak dipengaruhi oleh perlakuan (P > 0,05), dengan masing- masing perlakuan 80; 76,67; 76,67; 73,3%. Pada ikan yang mati terdapat bercak kemerahan pada kulit, kerusakan pada bagian daging dan bola mata menonjol ke luar. Hal ini diduga akibat adanya infeksi mikrobial (Kabata, 1985). Pada akhir penelitian nilai haemoglobin untuk tiap perlakuan mengalami penurunan dibandingkan awal penelitian, penurunan nilai Hb terendah terdapat pada perlakuan A (1 ml mengkudu/kg pakan), ini menunjukkan bahwa kandungan oksigen tertinggi terdapat pada perlakuan ini. Nilai Hb pada akhir penelitian untuk perlakuan A, B, C, dan K masing-masing 13,96; 13,53; 13,06; 13,73 g %. Total rataan sel darah merah ikan gurame selama penelitian menunjukkan kondisi yang normal, sehingga dapat diduga ikan tidak mengalami stress yang akut. Untuk nilai total rataan sel darah merah pada akhir penelitian masing-masing yaitu 32600; 38000; 45000; 37300 sel/ml. Pada akhir penelitian, total rataan sel darah putih masing-masing perlakuan mengalami peningkatan, dengan nilai sel darah putih terendah terdapat pada perlakuan A (1 ml mengkudu/kg pakan), yaitu 45366 sel/ml. Untuk perlakuan B, C, dan kontrol masing-masing 54966; 59883; 60800 sel/ml. Pengamatan terhadap diferensial leukosit menunjukkan bahwa pada tiap perlakuan untuk proporsi neutrofil mengalami peningkatan, ini karena fungsi dari neutrofil sebagai garis pertahanan pertama (Dellmann dan Brown, 1983). Nilai rataan neutrofil pada akhir...