Perkembangan embrio, larva, sampai juvenil pada ikan tetra neon (Paracheirodon innesi Myers)
View/ Open
Date
2002Author
Hartono, Gunawan
Sumantadinata, Komar
Raswin, Muhammad M
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan hias dipelihara untuk dinikmati keunikan dan keindahan bentuk tubuh, serta warnanya juga diternakkan untuk memperoleh penghasilan. Proses yang terdapat pada perkembangan awal kehidupan ikan ini merupakan hal yang menarik karena dapat merupakan masukan bagi pengembangan teknologi pembenihan ikan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan embrio, larva, sampai juvenil pada ikan tetra neon.
Percobaan dilakukan di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Penkanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pelaksanaannya dimulai pada awal bulan Mei 2001 dan berakhir awal bulan Agustus 2001.
Percobaan ini menggunakan telur ikan tetra neon yang telah dibuahi dalam pemijahan alami. Perkembangan embrio digambarkan dan dicatat waktunya dengan sampel sepuluh butu telun. Perhitungan volume kuning telun lava dilakukan terhadap dua puluh sampel larva. Pengamatannya adalah jumlah telur yang dipijahkan, diameter telur setelah pembuahan, perkembangan larva sampai juvenil umur 25 hari, derajat pembuahan (FR), derajat kelangsungan hidup embrio (SF). derajat penetasan (Hr), derajat kelangsungan hidup larva (Sa), derajat kelangsungan hidup juvenil (Sur), dan pertumbuhan yang dinyatakan dengan panjang total. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan gambar serta dianalisis secara deskriptif.
Tetua ikan tetra neon memijahkan telur sebanyak 72 sampai 197 butir. Diameter telur ikan tetra antara 0,85 sampai 0,95 mm dengan nilai simpangan baku 0,04. Telur ini berbentuk bulat, transparan, demersal, dan tidak menempel. Berdasarkan tipe pembelahannya telur ini termasuk meroblastik.
Pembentukan blastodisk sempurna pada telur ikan tetra neon yang telah dibuahi terjadi tiga puluh menit sesudah pembuahan. Setelah itu telur akan mengalami penyigaran, seterusnya setelah penyigaran akan berbentuk stadia morula yang memakan waktu tiga jam lima puluh menit. Perkembangan selanjutnya akan membentuk stadia blastula. Proses ini akan sempuna setelah lima jam dua puluh menit. Setelah delapan jam dari pembuahan,...