Analisis Dinamika Muka Air Tanah, Kaitannya dengan Emisi Karbon dan Resiko Kebakaran pada Lahan Gambut
View/ Open
Date
2024Author
Safitri, Ravita
Saharjo, Bambang Hero
Basuki, Imam
Metadata
Show full item recordAbstract
Lahan gambut tropis merupakan ekosistem lahan basah yang terbentuk dari
akumulasi bahan organik selama ribuan tahun. Indonesia memiliki lahan gambut
dengan luas sekitar 13,5 juta ha dan memiliki peran penting bagi menunjang kehidupan
masyarakat. dan lingkungan salah satunya penyimpan cadangan karbon terbesar pada
ekosistem lahan basah. Pembangunan kanal-kanal drainase telah menyebabkan lahan
gambut menjadi kering dan terdegradasi, sehingga sangat rentan terhadap kebakaran.
Pembasahan lahan gambut dengan pembangunan sekat kanal ini menjadi agenda
nasional dalam merestorasi lahan gambut terdegradasi dengan tujuan utamanya adalah
mengatasi kebakaran lahan akibat kerusakan ekosistem gambut. Tinggi muka air tanah
(TMAT) di lahan gambut merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan
kondisi hidrologis dari lahan gambut. Muka air tanah di lahan gambut yang telah
didrainase diketahui secara signifikan mempengaruhi tingkat emisi gas rumah kaca
(GRK) dari dekomposisi gambut. Selain mempengaruhi dinamika TMAT kondisi
lahan gambut juga sangat erat kaitannya dengan penurunan laju penurunan permukaan
tanah gambut (Subsiden) yang terjadi akibatnya adanya proses oksidasi
mikroorganisme pada lahan gambut dan juga menyumbang emisi CO2 dari lahan
gambut. Lahan gambut menjadi ekosistem yang sangat penting dan perlu pengelolaan
yang bijaksana dalam pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
dinamika TMAT dan laju penurunan permukaan tanah gambut serta kaitannya dengan
emisi karbon pada lahan gambut pada berbagai jenis penggunaan lahan.
Penelitian ini dilakukan pada April 2022 hingga Maret 2023 di Kabupaten Siak,
Provinsi Riau yang memilki luas lahan gambut lebih dari 50% dari total luas
wilayahnya. Pengamatan TMAT dilakukan dengan pembuatan sumur pantau dengan
membandingkan antara dua kanal tunggal yang memiliki sekat kanal (PT) dan yang
tidak memiliki sekat kanal (PC). Pengamatan laju penurunan permukaan tanah gambut
(subsiden) dilakukan dengan pembuatan tiang subsiden pada satu transek pengamatan
TMAT. Pengamatan dan pengukuran TMAT dan subsiden dilakukan setiap dua
minggu sekali secara manual dengan menggunakan alat ukur berskala. Pengamatan
lingkungan seperti pengukuran elevasi tanah, jenis tutupan lahan, kedalaman gambut
dan analisis sampel tanah dilakukan untuk mendukung penelitian ini. Penelitian ini
menguji perbedaan TMAT gambut berdasarkan dampak dari deforestasi dan
pembuatan sekat kanal. Karakteristik dari area deforestasi yaitu perkebunan, semak
belukar dan pertanian lahan kering. Sedangkan untuk sekat kanal yaitu dengan
membandingkan kanal yang disekat dan kanal yang tidak disekat. Analisis rerata
perbedaan tinggi muka air tanah dan tutupan lahan diuji dengan analisis keragaman
(ANOVA). Kruskal Wallis’ H test juga digunakan untuk data yang terdistribusi tidak
normal. Semua uji statistik ini dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS statistics. ...
Collections
- MT - Forestry [1411]